Dua Anak Kecil di Medan Perang Badar, Kisah Tentang Abu Jahal
Seorang tokoh kafir Quraisy yang sangat disegani, adalah Abu Jahal. Siapa sangka dalam kematian Abu Jahal di Perang Badar, ada andil besar dari kedua sahabat yang masih anak-anak. Mereka adalah Mu’adz bin Amru bin Jamuah ra dan Mu’adz bin Afra ra.
Abdurrahman bin Auf ra menceritakan, ketika sedang berdiri dalam barisan perang Badar, ia melihat di sebelah kanan dan kiri ada anak-anak kecil. Terlintas dalam pikiran Abdurrahman, seandainya yang ada di sisinya itu adalah orang dewasa dan kuat tentu lebih baik. Sebab dapat membantu jika diperlukan.
Namun kenyataannya, dua anak kecillah yang di sampingnya, bagaimana mungkin mereka dapat membantunya. Ketika ia sedang berpikir demikian, salah seorang anak memegang tangannya dan bertanya, “Paman, kenalkah paman dengan Abu Jahal?”
Jawab Abdurrahman, “Ya, aku mengenalnya, mau apa kalian dengannya?” Anak kecil itu berkata, “Aku mendengar, ia selalu mencaci Rasulullah SAW. Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya, jika aku melihatnya tentu aku tidak akan membiarkannya. Ia yang mati atau aku yang mati.”
Demikian sebagaimana dkisahkan dalam buku berjudul “Himpunan Fadhilah Amal” karya Maulana Muhammad Zakariyya al-Kandahlawi Rah.a.
Kemudian yang satunya berkata, “Aku mendengar bahwa tidak ada orang yang dapat membunuh Abu Jahal. Ia dijaga dengan sangat ketat tetapi dalam pikiranku, akulah yang akan membunuhnya.” Kedua anak itu berjalan kaki, sedangkan Abu Jahal mengendarai kuda.
Abdurrahman sangat kaget dengan perkataan kedua anak kecil itu. Kebetulan ketika itu Abdurrahman melihat Abu Jahal sedang berkeliling. Ia berkata kepada kedua anak itu, “Lihat, orang yang kalian tanyakan sedang berjalan.”
Mendengar ucapan Abdurrahman, kedua anak itu langsung menghunuskan pedangnya dan lari mendekati Abu Jahal. Karena sulit menyerang Abu Jahal secara langsung, maka salah seorang anak itu menyerang kaki kuda yang ditungganginya, dan yang lain menyerang kaki Abu Jahal. Dengan serangan itu kuda maupun penunggangnya terjatuh. Kedua sahabat kecil ini meninggalkan Abu Jahal dalam keadaan menggelepar dan tidak dapat berdiri.
Kemudian saudara dari salah satu anak tersebut (Mu’adz bin Afra ra) yang bernama Mu’awwidz bin Afra datang dan semakin melukai Abu Jahal karena khawatir ia akan bangun dan melarikan diri. Saat itu Abu Jahal belum terbunuh, lalu datanglah Abdullah bin Mas’ud ra yang langsung memenggal kepalanya.
Mu’adz bin Amru ra salah satu dari dua anak itu berkata, “Ketika memotong kakinya, Ikrimah bin Abu Jahal sedang bersama ayahnya. Ia menyerang pundakku sehingga tanganku terputus, hanya tersisa sedikit kulit menempel ke badan. Kuletakkan tanganku di punggung, dan selama sehari penuh aku berjuang dengan satu tangan saja. Ketika tangan itu mulai terasa mengganggu gerakanku, maka kuinjak tangan itu dengan kaki, lalu kutarik keras sehingga terputus dan kubuang potongan tangan itu.” (Khamis).
Inilah semangat jihad para sahabat meski Mu’adz bin Amru bin Jamuah ra dan Mu’adz bin Afra ra masih terbilang anak-anak. Mereka begitu berani dalam melawan Abu Jahal yang terkenal sebagai salah satu pembesar orang-orang kafir Quraisy. Jika cinta terhadap Allah SWT telah mendarah daging apapun akan ringan dilakukan.
Demikian, Wallahualam. Semoga bermanfaat.
Advertisement