Dua Anak Dosen UB sudah Pulang ke Rumah Sebelum Wabah Corona
Merebaknya virus corona di China, membuat para mahasiswa Indonesia di Negeri Tirai Bambu itu kelabakan, termasuk mahasiswa asal Probolinggo, Jawa Timur. Sebagian mahasiswa Probolinggo sudah pulang ke Tanah Air, sebagian lagi masih tertahan di China.
“Kami bersyukur, dua putera kami yang kuliah di China sudah pulang ke Probolinggo, dua minggu sebelum corona mewabah di China,” kata Wawan Edi Kuswandoro, warga Perum Kopian Barat, Kota Probolinggo, Rabu, 29 Januari 2020.
Wawan menceritakan, dua anaknya yakni, Niko Akbar, 24 tahun, kuliah di Chong Qing Medical University, Chong Qing. Sedangkan adiknya, Niko Reza, 23 tahun, kuliah di Sun Yat Sen University, Guang Zhou.
“Akbar sudah pulang 12 Januari lalu, sedang adiknya, Reza menyusul pulang 16 Januari lalu. Keduanya pulang saat liburan, sebelum kasus corona merebak,” kata dosen FISIP Universitas Brawijaya (UB), Malang itu.
Karena saat itu corona belum 'muncul', kakak beradik Akbar dan Reza bisa menginjakkan kaki di Indonesia tanpa pemeriksaan suhu badan di bandara.
“Alhamdulillah, keduanya sehat-sehat saja, dan sekarang sedang ada Latihan Kader Dasar (LKD) di Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jakarta,” kata mantan Ketua KPU Kota Probolinggo itu.
Akbar yang sekarang menjelang co-asst di Fakultas Kedokteran di Chong Qing Medical University, dan adiknya yang baru tahun kedua di Sun Yat Sen University belum tahu kapan kembali ke China.
Apalagi mereka sudah mendapat informasi dari pihak kampus dan Kedubes RI di China agar untuk sementara waktu tidak kembali ke China.
“Pihak kampus memberita tahu, liburan semester diperpanjang hingga 25 Februari 2020 mendatang,” ujar Akbar.
Jika merujuk pada jadwal kuliah, Akbar seharusnya memasuki masa kuliah pada 12 Februari. Sedangkan adiknya pada 9 Februari.
Empat Mahasiswa Masih Tertahan di China
Berbeda nasib dengan Akbar dan Reza yang lebih dulu pulang kampung, sebagian mahasiswa Probolinggo masih tertahan di China.
“Saya titip pesan, ini harus ada perhatian dari Pemda baik Kota maupun Kabupaten Probolinggo, agar membuat posko pengaduan sekaligus posko kesehatan terkait kepulangan mahasiswa di China,” kata Wawan.
Menurutnya, masih ada sejumlah mahasiswa Probolinggo yang berencana pulang kampung. "Jangan sampai sejumlah mahasiswa yang pulang belakangan atau setelah corona merebak, dicurigai terpapar corona,” tambahnya.
Ada empat mahasiswa asal Kabupaten Probolinggo yang terkurung di asrama kampus Hubei Polytechnic University, Huangshi, Provinsi Hubei, sejak virus corona merebak sekitar sepekan lalu. Lokasi kampus tersebut hanya sekitar 30 menit perjalanan dari pusat penyebaran virus corona.
Keempat mahasiswa itu ialah Febry Halim Cahyadi, 22 tahun, asal Desa Brabe, Kecamatan Maron; Rahmad Hidayatullah, 22 tahun, asal Desa Sumberkatimoho, Kecamatan Krejengan.
Dua mahasiswa lainnya berasal dari Kecamatan Paiton, yakni Mohammad Nadhif, 19 tahun, asal Jabungsisir; dan Dewfi Zhafira, 18 tahun, warga Perumahan PT. YTL Blok B3B, Desa Paiton.
Melalui video call, Rabu, 29 Januari 2020, Febry Halim Cahyadi menyampaikan, kondisi di Huberi, tempatnya kuliah, mencekam.
"Warga Hubei termasuk para mahasiswa asal Probolinggo khawatir terpapa virus Corona,” katanya.
Febri menambahkan, para mahasiswa di Hubei tidak diperbolehkan keluar asrama, kecuali ada keperluan yang sangat mendesak.
“Tidak hanya di Wuhan, di Hubei para mahasiswa tidak boleh keluar asrama oleh satpam. Semua alat transportasi juga berhenti,” sambung dia.
Advertisement