Dua Alasan Maarif Dirikan IPNU-IPPNU di 2 Ribu Sekolah Menengah
Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Jawa Timur bertekad membentuk Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) di 2 ribu MTs/SMP dan SMA/SMK/MA di Jawa Timur.
Tekad ini sesuai dengan Surat Edaran ditandatangani Ketua LP Ma’arif Jatim, Noor Shodiq Askandar dan Sekretaris Sunan Fanani. Yakni, SE LP Ma’arif Jawa Timur No : PW/208/A-6/VII/ 2019 tertanggal 8 Juli 2019. SE berisi tentang Instruksi Perubahan Nama OSIS menjadi Komisariat IPNU dan IPNNU.
Noor Shodiq Askandar menjelaskan, SE ini bukan langsung mengganti OSIS menjadi IPNU dan IPPNU. Namun selain ada OSIS di lembaga itu juga wajib ada IPNU dan IPPNU.
“OSIS boleh ada tapi IPNU dan IPPNU juga harus ada di LP Ma’arif,” ujar Gus Shodiq, panggilan akrab Noor Shodiq Askandar.
Ada banyak tujuan mengapa ini dilakukan LP Ma’arif Jatim. Dikatakan Gus Shodiq, tujuan pertama untuk kaderisasi NU. Selama ini, kaderisasi NU hanya dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor. Dan tidak semua kader NU anak-anak muda bergabung dengan Ansor.
“Kaderisasi ini mendesak. Kami harus bergerak cepat mengkader agar nantinya NU ini dipimpin mereka-mereka yang sudah punya dasar kuat,” ungkap Gus Shodiq.
Alasan kedua yakni penguatan ideologi di lingkungan sekolah NU. Nantinya para lulusan LP Ma’arif ini memiliki ideologi Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), memiliki ideologi Islam moderat serta Islam Rahmatan lil Alamin.
“Dengan begitu akan mengurangi bibit-bibit radikalisme. Agar mereka tidak terkontaminasi paham radikalisme karena ideologinya sudah sangat kuat,” tuturnya.
Alasan ketiga kata Gus Shodiq, memang sudah saatnya LP Ma’arif ini menata diri. Agar nantinya memiliki standar kualitas yang tinggi. Makanya saat ini sudah mulai dilakukan berbagai pembenahan. Di antaranya pelatihan guru, kepala sekolah/madrasah dan sebagainya.
“Kita harus menata rumah kita. LP Ma’arif ini rumah kita. Jadi kita harus merasa memiliki. Kita harus berpikir global,” tukasnya.
Karenanya dalam dua tahun ke depan, LP Ma’arif Jatim menarget seluruh lembaga pendidikan menengah sudah membentuk IPNU dan IPPNU.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan MTs Bilingual Muslimat NU Sidoarjo, Umi Salamah mendukung penuh SE itu.Dikatakannya, apapun yang bernilai positif, pihaknya mendukung.
“Asalkan tidak mengganggu kegiatan belajar siswa monggo. Dan juga teknis pembentukan IPNU dan IPPNU di sekolah harus dijelaskan lebih rinci. Pemantauannya dan sebagainya,” tuturnya.
Ketua IPNU Jatim, Mubtadin mengungkapkan pihaknya sudah menyiapkan modul-modul untuk pembentukan IPNU dan IPPNU di sekolah atau madrasah. Nantinya pihak sekolah bisa membaca modik-modul tersebut agar bisa melakukan langkah-langkah selanjutnya.
“Modul sudah siap dan tinggal kami distribusikan. Dan kalau ada yang kurang dipahami, kami siap membantu. Kami juga akan lakukan sosialisasi itu,” ungkapnya.
Mubtadin mengatakan memang tidak harus sekaligus mengubah OSIS menjadi IPNU atau IPPNU. “Kondisi setiap sekolah berbeda. Jadi kita menyesuaikan. Kalau bisa diganti ya dilakukan. Kalau tidak bisa, IPNU dan IPPNU ada di dalam OSIS itu. Fleksibel sajq,” jelasnya.
"Ketua IPNU Jatim, Mubtadin mengungkapkan pihaknya sudah menyiapkan modul-modul untuk pembentukan IPNU dan IPPNU di sekolah atau madrasah. Nantinya pihak sekolah bisa membaca modik-modul tersebut agar bisa melakukan langkah-langkah selanjutnya."