Drainase Tersumbat dan JLU Mayangan Picu Banjir
Permukiman di RT 04/RW 06, Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo bertahun-tahun menjadi langganan banjir saat musim hujan. Selain dipicu tersumbatnya saluran drainase, genangan sulit dibuang ke laut karena terhalang Jalan Lingkar Utara (JLU) Mayangan.
Termasuk saat hujan deras Senin sore, kawasan di Jalan Ikan Belanak, Kota Probolinggo itu kembali tergenang. Bahkan, genangan air masih tersisa hingga Selasa siang, 18 Januari 2022.
Warga pun mengeluhkan kampungnya yang rutin dilanda banjir setiap tahun. “Pokoknya setiap hujan deras, kampung sini selalu kebanjiran,” ujar Saleh, warga RT 04/RW 06, Mayangan.
Ditanya sudah berapa lama kampungnya dilanda banjir saat hujan, Saleh menyebut sudah belasan tahun. Banjir di kawasan Pasar Kronong, Jalan Ikan Belanak itu terjadi sejak dibangun Jalan Lingkar Utara (JLU) Mayangan, 1995 silam.
Hal senada diungkapkan Fatimah, tetangga Saleh. “Gorong-gorong mampet mengakibatkan banjir, saya khawatir semakin banyak warga yang terkena demam berdarah,” ujarnya.
Dikatakan saat ini sudah 10 warga setempat yang terkena deman berdarah dengue (DBD). Diduga pemicunya, karena nyamuk Aedes Aegypti pemicu DBD, banyak berkembang biak pada genangan air.
Plt Camat Mayangan, M. Abas saat berkeliling kampung juga mendapat banyak keluhan dari warga yang terdampak banjir. “Selain karena saluran drainase mampet, genangan air tidak bisa bebas mengalir ke laut karena saluran drainase terhalang jalan nasional (JLU),” ujarnya.
Abas pun mengaku, sudah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Perumahan dan Permukiman (PUPR Perkim) Kota Probolinggo, juga Balai Besar Jalan Nasional (BBJN). Intinya, Pemkot Probolinggo akan membangun saluran drainase yang melintasi JLU Mayangan.
Untuk sementara, genangan air di Mayangan disedot dengan meggunakan pompa air (alcon). “Mudah-mudahan genangan segera surut dengan cara disedot dengan pompa,” kata camat.
Disinggung kapan saluran drainase yang menembus JLU dibangun, Abas mengatakan, direncanakan Maret 2022 mendatang. Rencananya, saluran sepanjang sekitar 400 meter ke arah timur itu akan tembus ke Kali Banger, yang bermuara di kawasan hutan mangrove di perbatasan Mayangan-Mangunharjo.
“Yang tidak boleh ditinggalkan, warga harus sering membersihkan saluran drainase di lingkungannya,” ujar dia.
Advertisement