4 Fakta Vaksin, Dokter Reisa: Jangan Percaya Hoaks!
Juru Bicara Pemerintah dokter Reisa Brotoasmoro menyebut sudah ada ribuan hoaks yang beredar selama 9 bulan pandemi di Indonesia. Bahkan beberapa di antaranya terkait vaksin Covid-19.
"Padahal banyak sekali manfaat vaksin yang sudah kita ulas. Jadi, penting ya, untuk meluangkan sedikit waktu mencari informasi dari sumber-sumber yang valid di masa seperti sekarang ini (pandemi)," jelas Reisa kembali mengedukasi masyarakat melalui tayangan "Gali dan Kenali Agar Hoaks Tak Mengakali", yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Selasa 22 Desember 2020.
Beberapa hoaks yang beredar, seperti yang menyebut vaksin adalah bibit penyakit, dan menerimanya sama saja dengan membuat badan rentan terkena penyakit. "Nah, anggapan ini salah. Karena vaksin itu terbuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan, yang fungsinya membuat badan kita menjadi kenal, dan kebal melawan penyakit tersebut. Hal ini tidak sama ya, dengan membuat tubuh sakit," pesan Reisa.
Dia pun memparkan, ada beberapa jenis vaksin. Pertama, vaksin mati adalah jenis vaksin yang mengandung virus atau bakteri yang sudah dimatikan. Kedua, vaksin hidup adalah vaksin yang mengandung bakteri atau virus yang dilemahkan.
Ketiga, vaksin sub unit adalah adalah vaksin yang dibuat dari komponen virus/bakteri. Keempat, vaksin toksoid adalah vaksin yang dibuat dari toksin yang sudah dilemahkan. Untuk kandungan vaksin, terdiri dari antigen, stabilitator, adjuvant dan pengawet.
Hoaks lain yang dicontohkan Reisa mengenai vaksin yang dikatakan mengandung zat-zat yang berbahaya. Padahal, kata Reisa, vaksin yang sudah diproduksi massal harus memenuhi syarat utama yaitu aman, efektif, stabil dan efisien.
"Setiap vaksin yang beredar, harus lolos uji dari lembaga otoritas yang berwenang. Di Indonesia, ada Badan POM (Pemeriksa Obat dan Makanan) yang akan memastikan bahwa vaksin aman dan tidak mengandung bahan berbahaya," jelasnya.
Selain itu, masyarakat juga masih bertanya-tanya, apakah setelah vaksin tersedia, maka masyarakat langsung aman? Reisa menjelaskan, bahwa vaksin adalah salah satu cara agar Indonesia bisa segera keluar dari pandemi Covid-19. Asalkan, sudah tercipta kekebalan komunitas pada mayoritas penduduk dunia.
Untuk itu, Reisa kembali mengingatkan vaksin bukan satu-satunya solusi untuk mencegah penularan Covid-19. Disiplin dan patuh terhadap protokol kesehatan juga penting dan efektif menurunkan risiko penularan.
"Jadi, gerakan 3M (memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan) ditambah vaksinasi tentu akan lebih baik," pesannya lagi.
Meski demikian, masih banyak lagi mitos dan hoax lain yang beredar di tengah-tengah masyarakat seputar vaksin. Masyarakat diminta untuk memilah-milah informasi yang benar. Masyarakat juga bisa menghubungi kontak hotline resmi Satgas Covid-19 di nomor 119 ekstensi 9. Atau bisa berkunjung ke website resmi pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19 di alamat covid19.go id.
"Lebih baik mencerna informasi lebih baik, kan. Daripada panik atau bahkan menjadi penyebar hoaks," kata doktet ahli forensik tersebut.
Presiden Joko Widodo sebelumnya menegaskan bahwa Vaksin Covid-19 akan diberikan kepada masyarakat secara gratis alias tidak tidak. Pernyataan tersebut menganulir soal program vaksinasi ini akan menggunana sekema 70:30. Artinya 70 persen program pemerintah dan 30 persen mandiri yang harus bayar sendiri.
Advertisement