DPRD Tuntut Pemkot Seriusi Wisata Sejarah Surabaya Kutho Lawas
Konsep wisata sejarah "Surabaya Kutho Lawas" yang dicanangkan Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, mendapat tanggapan kritis dari salah satu anggota DPRD Kota Surabaya.
Imam Syafi'i, anggota Komisi A DPRD Kota Surabaya, mengungkapkan bahwa, Pemkot Surabaya harus serius untuk menggarap dan melakukan persiapan terhadap konsep wisata sejarah, yang rencananya akan diresmikan pada tanggal 31 Desember 2023 mendatang.
"Jangan hanya kemudian dideklarasi oleh Pak Wali, namun kenyataannya belum ada persiapan sama sekali. Jika membutuhkan biaya, monggo berbicara ke dewan melalui Badan Anggaran. Kalau bisa pendapatannya yang didapat nanti bisa lebih besar daripada uang yang kita keluarkan," ujarnya pada Selasa 5 Desember 2023.
Anggota Badan Anggaran DPRD Kota Surabaya ini juga berharap, walikota tidak hanya menunggu laporan dari dinas terkait yang mengurus mengenai konsep yang telah dirancangnya, namun juga harus terjun langsung ke lapangan. "Kalau bisa, Pak Wali langsung lihat ke bawah. Kasihan, sudah viral di media sosial tapi belum ada pergerakan apa-apa. Seringkali apa yang disampaikan walikota malahan belum dan tidak cepat dilaksanakan oleh instansi terkait," tuturnya.
Menurutnya, Pemkot Surabaya bisa saja mendatangkan konsultan jika ingin serius dan mengefisienkan waktu untuk menggarap konsep-konsep wisata sejarah, seperti konsep "Surabaya Kutho Lawas" ini. "Kalau perlu kita datangkan konsultan yang paham mengenai ini. Tidak apa kita keluar uang lebih, asal jadi tempat wisata yang besar dengan waktu yang singkat. Jangan kemudian dilakukan trial and error lalu yang disampaikan tidak sesuai dengan apa yang terjadi di lapangan," katanya.
Politikus Partai Nasdem ini juga mengharapkan warga lokal yang tinggal di sekitar objek wisata sejarah tersebut, bisa aktif dan terlibat sebagai garda terdepan pariwisata Kota Surabaya, dengan menjadi pemandu wisata.
"Warga di sekitar objek wisata juga harus diedukasi agar bisa menjadi pemandu wisata. Pemandu wisata dalam arti luas bukan hanya mereka yang menggeluti sejarah secara akademik. Warga yang ada di sekitar objek wisata itu pun bisa dijadikan sebagai pemandu wisata," tuturnya.
Ia juga berharap warga lokal yang ada di sekitar objek wisata tersebut untuk tidak berlaku semena-mena terhadap para wisatawan yang melancong dan berkunjung ke objek-objek wisata yang ada di Kota Pahlawan.
"Tentu yang paling penting, wisatawan jangan dibohongi begitu. Seperti biaya becaknya dinaikkan tarifnya, juga saat makan di warung dinaikkan harganya. Ini harus menjadi concern kita bersama, agar tempat tersebut nantinya bisa berkembang jauh lebih baik lagi ke depannya," pungkasnya.
Advertisement