DPRD Surabaya: MRT harus Terintegrasi dengan Transportasi Umum
Rencana proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) di Kota Surabaya diharapkan akan menjadi solusi untuk mengurai kemacetan. Diketahui, rencana pengembangan sistem transportasi MRT ini kembali disusun. Feasibility Study (FS) kembali digalakkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur, yang bekerjasama dengan Pemerintah Inggris.
Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya William Wirakusuma mengatakan, perencanaan proyek MRT ini sudah seharusnya langsung merencanakan integrasinya dengan moda transportasi umum lainnya yang sudah ada di Kota Pahlawan.
"Harus terintegrasi dengan transportasi lain, jangan cuma merencanakan MRT aja tapi harus sudah direncanakan terintegrasi dengan Suroboyo Bus dan Wira Wiri dan kalau bisa angkutan lama. Jangan buat MRT dulu baru dibahas integrasinya, tapi langsung dibahas integrasinya seperti apa. Harus jadi satu" ujarnya, Rabu 24 April 2024.
Politikus PSI ini menyebut, apabila integrasi itu tidak dirancang, maka diprediksi MRT tidak akan diminati warga. Bukan memangkas waktu berkendara, warga malahan tetap menggunakan kendaraan pribadi. Maka harus ada sistem transportasi holistik.
"Orang mau naik MRT kalau nantinya kesusahan buat apa? Kita mau jadi satu sistem transportasi yang holistik. Misalnya, di depan rumahnya, mungkin naik Wira Wiri atau Suroboyo Bus, terus oper naik MRT baru ke destinasi tujuannya begitu," jelas William.
Pembangunan mega proyek MRT juga merogoh kocek yang tidak sedikit. Sehingga rencananya harus dimatangkan dan tidak perlu terburu-buru merealisasikannya. William juga mengusulkan pemerintah dapat memanfaatkan jalur rel dari wilayah selatan ke utara, yang juga dapat diintegrasikan dan tinggal dioptimalkan saja.
"Sudah ada rel kereta api, jadi tinggal diintegrasikan aja, pakai KRL misalnya. Ada stasiun dari Waru, Wonokromo, Gubeng, sampai ke Tanjung Perak juga ada. Kalau orang dari luar kota dia dari Jakarta ke Stasiun Gubeng lalu tinggal oper, pindah transportasi," jelasnya.
Sementara terkait respons warga terhadap moda transportasi publik, William optimis hal itu tidak perlu dirisaukan. Sebab warga Surabaya dapat terbuka dengan hal baru.
"Makanya harus sekalian bagus, nyaman dan orang akan mau coba. Tapi kalau nanti saat dicoba ternyata sistemnya jelek, jadwalnya telat, tiketnya tidak terintergrasi dan malahan mahal, ya mereka coba sekali dan tidak akan pakai lagi," pungkas William.
Advertisement