Disebut Tak Sehat, DPRD Minta Manajemen 4 BUMD Pemkot Surabaya Dievaluasi
Kinerja dari BUMD Kota Surabaya mendapat sorotan dari legislator. Dari delapan BUMD yang dimiliki Pemkot Surabaya, hanya sebagian saja yang menunjukkan performa prima dan mampu memenuhi target yang dipatok.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Kota Surabaya Moch. Machmud menyebut, berdasar capaian kinerja selama setahun terakhir, hanya ada empat BUMD saja yang menurutnya sehat. BUMD yang dikatakan sehat tersebut adalah mereka yang berani dan mampu berinovasi.
"Yang menurut kami sehat itu adalah PDAM Surya Sembada Surabaya, PT SIER, PT Yekape Surabaya, dan BPR SAU. Yang lainnya masih kembang kempis," ujar Machmud.
Politikus Demokrat ini mencontohkan, PT Yekape Surabaya misalnya mampu menyetorkan dividen hingga Rp17 miliar pada periode 2024. Padahal bila dilihat dari masuknya lini usaha masih tergolong baru. Potensinya yang bisa digarap masih besar.
"Mereka memiliki lahan di Gresik seluas 80 hektar untuk ekspansi bisnis. Begitu juga dengan PT SIER yang 25 sahamnya milik Pemkot Surabaya, sekarang sudah ekspansi ke Pasuruan," katanya.
Machmud menjelaskan, BUMD yang masih belum stabil, seperti PDTS KBS belum berkembang maksimal. Sebab pendapatan yang masuk imbang dengan operasional yang tinggi. Sedangkan menaikkan tarif juga kurang efektif karena sifatnya adalah wisata rakyat. "PD Pasar Surya ini juga sudah mulai ada laba tapi masih kecil. Namun, mereka sudah bisa nyicil hutang sebelumnya," katanya.
Machmud juga menyoroti BUMD yang menurutnya hanya menjadi benalu saja, seperti PT Surya Karsa Utama (SKU). Harapannya usaha ini dipailitkan dan dimerger dengan PT Yekape Surabaya.
Terkait kinerja BUMD yang kurang sehat ini, dirinya meminta kepada Walikota Surabaya Eri Cahyadi untuk mengevaluasi jajaran manajemen usaha-usaha itu agar bisa kompeten sesuai bidangnya. Sehingga perencanaan dan langkah bisnis yang ditempuh bisa berjalan tepat sasaran.
"PT Yekape Surabaya dan BPR SAU itu sudah tepat orangnya. Tinggal nanti meningkatkan target sambil mengevaluasi kerja mereka apakah bisa sampai target atau tidak," ucap mantan Ketua DPRD Kota Surabaya tersebut.
Dirinya pun berharap, kedepannya BUMD akan dijadikan satu dalam lingkup holding. Sehingga ekpansinya bisa diakselerasi, dimana dalam satu pengawasan dan kontrolnya lebih mudah.
"Di pansus-pansus perubahan badan usaha yang kami tangani, sudah memasukkan soal pasal tersebut. Sehingga ke depan bisa berkembang," ujarnya.
Sementara itu Dirut PDAM Surya Sembada Surabaya Arief Wisnu Cahyono menyebut peningkatan dividen yang disetor ke Pemkot Surabaya salah satu faktornya karena adanya kenaikan tarif.
Di samping jumlah pelanggan juga naik seiring dengan pemenuhan akses 100 persen di Surabaya. Juga berbagai efisiensi sistem pada berbagai lini, misalnya perbaikan pipa yang menurunkan tingkat jumlah air yang hilang saat distribusi.
"Saat ini dividen yang bisa dibagi ke pemerintah kota mencapai Rp140 miliar. Ada kenaikan namun tipis. Untuk itu, kami akan upayakan pengembangan bisnis ke depan," terangnya.
Selain itu, Dirut PT SIER Didik Prasetiyono mengatakan, kinerja perusahaan tersebut tengah memasuki masa puncak. Artinya sudah bisa dikatakan lepas dari kondisi Pandemi COVID-19. Pertumbuhan perusahaan mengalami lonjakan, bila dibanding dengan pertumbuhan sebelum masa pandemi.
Selain itu banyak ekspansi yang dilakukan perusahaan. Sehingga hal itu juga mendorong pertumbuhan dan menyetorkan dividen ke Pemkot Surabaya hingga Rp16,59 miliar.
"Kinerja keuangan perusahaan menunjukkan tren positif, dan tahun depan, setelah audit selesai, kami memproyeksikan peningkatan sekitar 10 persen dibanding tahun ini," terangnya.
Advertisement