DPRD Surabaya Minta Pemkot Sadar Masalah Sampah Plastik
Jumlah timbunan sampah, khususnya sampah plastik di Surabaya mencapai ribuan ton setiap harinya. Hal itu menyebabkan sampah tak bisa terurai dengan baik. Permasalahan sampah plastik juga berpengaruh ke lingkungan. Mikroplastik di sungai kini menjadi salah satu isu yang sedang diselesaikan oleh lembaga lingkungan dan para LSM.
Karena hal itu, Anggota DPRD Surabaya Alfian Limardi meminta para pegiat UMKM di Surabaya untuk meminimalisir penggunaan plastik ketika berjualan. Sebab, sampah plastik menyumbang 20% dari total sampah di Surabaya setiap harinya.
"Sangat baik jika UMKM ini menggunakan packaging yang ramah lingkungan. Yang bisa terurai. Seperti kertas atau kardus. Sekarang plastik itu jadi problem kita semua. Kalau kita tidak memulai mengurangi penggunaan, maka akan terus-terusan sampah plastik menumpuk. Salah satu kontributor adalah para pedagang yang masih gunakan packaging plastik," kata Alfian.
Meski ia menyoroti para pegiat UMKM, namun ia tak mau menyalahkan mereka. Sebab para pegiat UMKM ini pasti akan berubah jika ada aturan dan good will dari Pemerintah Kota Surabaya untuk mengurangi penggunaan plastik di Kota Pahlawan. Baginya, Walikota Surabaya Eri Cahyadi harusnya sudah mulai paham dengan permasalahan lingkungan ini.
Apalagi pemerintah pusat sudah memiliki target penurunan angka penggunaan plastik hingga 30 persen, yang di tahun 2030 sudah harus tercapai. Hal ini harus juga diikuti oleh kebijakan daerah, termasuk Surabaya. Eri dan kolega harus memiliki aturan ketat terkait penggunaan plastik untuk kegiatan jual beli.
Pemkot Surabaya perlu untuk segera membuat regulasi pengurangan sampah plastik. Jika aturan itu sudah ada, maka sampah plastik dapat direduksi oleh para pelaku UMK dengan mulai menggunakan kemasan produk yang ramah lingkungan. Apalagi saat ini ada sekitar 23 ribu UMK di Surabaya, yang harus dilibatkan dalam upaya pengurangan sampah plastik.
"Sebagai langkah awal, pemkot bisa melibatkan Kampung Kue, Kampung Tempe, Kampung Lontong dan Kampung Pro Iklim untuk menginisiasi pengurangan penggunaan kemasan plastik. Pemkot juga dapat memberikan apresiasi bagi UMK yang dapat mengurangi penggunaan sampah plastik. Apresiasi ini juga dapat mendorong kesadaran UMK lainnya," katanya. (Adv)