DPRD Semprit Pemkot Surabaya, Minta Segera Cairkan Insentif Nakes
DPRD Kota Surabaya menyemprit Walikota Surabaya, Eri Cahyadi, dan jajarannya untuk segera mencairkan dana insentif tenaga kesehatan di Kota Surabaya. Utamanya para nakes yang bekerja di Puskesmas Kota Surabaya.
Sekretaris Komisi B DPRD Surabaya, Mahfudz mengatakan, jangan sampai telatnya dana insentif nakes menjadi bom waktu bagi Pemkot.
Ia mengatakan, di DKI Jakarta sudah banyak Nakes yang mengundurkan diri dari faskes pemerintah maupun swasta yang mengurusi Covid-19. Selain beban kerja yang overload, undur dirinya para Nakes dikarenakan dana insentif yang tak kunjung turun.
“Pemkot Surabaya mencanangkan puskesmas 24 jam, itu bagus. Namun harus dibarengi dengan dana insentif yang lancar. Dana tahun 2020 saja baru cair Juli tahun ini. Bagaimana yang tahun 2021 sejak Januari? Mau turun kapan?. Kalau begini, puskesmas bakal shut down ditinggal nakes,” kata Mahfudz, kepada Ngopibareng.id, Jumat 16 Juni 2021.
Kritikan Mahfudz bukan tanpa alasan, beberapa waktu lalu Ikatan Dokter Indonesia dalam rapat bersama Pemkot menerangkan bahwa nakes sudah kewalahan. Kasus infeksi covid 19 per 13 Juli 2021 mencapai 1.624 orang. Termasuk pula ada 270 tenaga kesehatan (nakes) yang terinfeksi Covid-19.
Sementara itu, Anggota Komisi D bidang kesehatan dan kesejahteraan DPRD Kota Surabaya Tjutjuk Supariono mengatakan, dirinya terus memperjuangkan agar dana insentif nakes di Surabaya segera dicairkan oleh Pemkot.
Tak hanya itu, ia juga mendorong pemkot segera tambah nakes di puskesmas-puskesmas. Jangan sampai nakes bekerja terlalu lama, dengan istirahat sedikit. Jika sudah begitu, ia melihat bakal banyak nakes yang kelelahan dan tumbang. Ketika tumbang itu, sangat rentan tertular Covid-19.
“Siang ini tadi Komisi D rapat sama Dinkes. Mereka bilang akan segera cair. Dananya lagi digolek-golekno anggaran yang ada. Terkait dengan SDM, kami dorong untuk segera-lah realisasikan penambahan itu. Kasihan mereka sudah lelah, harus ada tenaga tambahan,” kata Tjutjuk.