DPRD Kritik Wirawiri Suroboyo Sepi Peminat
Feeder transportasi umum di Kota Pahlawan, Wirawiri Suroboyo sudah dilaunching oleh Pemerintah Kota Surabaya selama tiga bulan terakhir. Namun ternyata dalam operasional selama ini peminat feeder tersebut masih sepi peminat. Padahal ‘bemo’ modern itu nyaman dan aman.
Menurut William Wirakusuma, Anggota Komisi C DPRD Surabaya mengatakan sepinya peminat Feeder harus dilakukan evaluasi oleh Pemerintah Kota Surabaya. Salah satu faktornya, rute yang dilalui feeder ini tak banyak peminat atau penumpangnya.
Terkait sepinya peminat, menurut William, bisa disebabkan karena jalurnya yang terlalu panjang. Atau dikarenakan warga di rute tersebut tidak membutuhkan Feeder. Oleh karena itu, ia meminta Pemkot Surabaya melalui Dishub segera mendata rute Warawiri Suroboyo dan segera mengevaluasi by route by data.
Sedangkan untuk rute yang banyak peminat itu bisa dihitung jari. Salah satunya adalah jurusan rute Benowo – Tunjungan PP. Pada bulan Mei total penumpang itu terhitung hingga 26.500. Rute kedua yang ramai itu jurusan rute TIJ – Kedung Asem ada sekitar 8400 penumpang.
“Evaluasinya harus by data. Nanti kami akan usulkan, di lokasi yang peminatnya sedikit, maka angkutan feeder dikurangi dan dipindah ke wilayah yang lebih banyak peminat,” kata William, 7 Juli 2023.
Selain mengenai rute, sepinya peminat feeder Warawiri Suroboyo, menurut William, bisa juga disebabkan oleh harga tiket yang masih terhitung tinggi. Ia mengusulkan Pemkot bisa memberikan bonus-bonus bagi penumpang. Semisal harga tiket tetap sama Rp 5.000, jika penumpang beli untuk 10 perjalanan, jadinya Rp 40.000 bukan Rp 50.000.
Pemkot Surabaya juga bisa mengadopsi cara Singapura atau wilayah lain dengan menjual tiket terusan untuk tiga hari, tujuh hari, atau bahkan untuk satu bulan. Dengan catatan, harganya harus lebih murah daripada tiket harian.