DPRD Jember Sebut PMK Meningkat Tajam, DKPP: Masih Terkendali
Menjelang pelaksanaan Idul Adha, kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Kabupaten Jember meningkat tajam. Dalam waktu dua hari saja tembus 2.600 kasus.
Jumlah kasus itu berdasarkan data yang dimiliki Komisi B DPRD Jember.
Anggota Komisi B DPRD Jember Nyoman Aribowo mengatakan, tiga hari yang lalu pihaknya menerima data kasus PMK di Jember tembus 1.400 kasus. Namun per hari ini, Senin, 20 Juni 2022, jumlah kasus PMK di Jember sudah tembus 2.600 kasus.
“Ini peningkatannya luar biasa, hampir 2 kali lipat. Dalam dua sampai tiga hari saja sudah 2.600 kasus,” kata Nyoman, Senin, 20 Juni 2022.
Tidak hanya jumlah kasus yang meningkat tajam, namun juga jangkauan penyebaran PMK. Sebelumnya masih ada tiga kecamatan di Jember yang masuk kategori zona hijau. Namun hari ini seluruh kecamatan di Jember sudah masuk zona merah.
“Tiga hari lalu hanya terjadi di 28 kecamatan. Sedangkan hari ini sudah menyebar di 31 kecamatan,” jelas Nyoman.
Atas kondisi itu, Komisi B DPRD Jember meminta Pemkab Jember merespons dengan cepat penyebaran PMK yang menyerang hewan ternak warga.
Pemkab diminta memberikan atensi khusus dengan segera menggelontorkan vaksin kepada hewan ternak masyarakat di seluruh kecamatan.
Selain itu, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jember diminta lebih gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Pemkab Jember juga bisa memberikan dukungan dengan mencairkan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT). Sebab PMK di Kabupaten Jember sudah cukup mengkhawatirkan.
Sementara Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Jember memberikan tanggapan yang berbeda.
Kepala UPT dan Laboratorium DKPP Jember, Haryani mengatakan, kasus PMK di Kabupaten Jember saat ini memang cukup banyak. Namun, kasus yang ada masih dapat dipantau atau dikendalikan oleh DKPP.
Naiknya kasus PMK di Kabupaten Jember dikarenakan jumlah populasi sapi di Kabupaten Jember yang tersebar di seluruh kecamatan.
“Memang cukup banyak, namun masih dapat terpantau. Namun, kita akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat, khususnya peternak,” kata Haryani.
Menjelang Idul Adha, DKPP Jember juga akan melakukan pemantauan dan pemeriksaan hewan ke kandang peternak untuk memastikan kesehatan hewan ternak. Termasuk juga akan memantau keluar masuk hewan ke pasar hewan di Kabupaten Jember dan melakukan penyemprotan disinfektan di pasar hewan.
Haryani mengimbau peternak untuk memisahkan sapi yang mengalami gejala PMK dengan sapi lain.
‘Pentingnya merawat hewan ternak perlu kesabaran dan ketelatenan. Karena itu yang dapat mendukung kesembuhan hewan yang terinfeksi PMK,” pungkas Haryani.
Advertisement