DPRD Jatim Nilai Edukasi Pencegahan COVID-19 Kurang
Wakil Ketua Komisi E Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jatim, Hikmah Bafaqih, menilai banyak masyarakat tidak patuh akan himbauan yang disebarkan secara masiv. Meskipun pada awal upaya sosialisasi masih kurang.
“Saat ini sudah over banget (sosialisasinya), tapi saat ini masih kurang tingkat kepatuhan masyarakat masih kurang,” kata Hikmah kepada Ngopibareng.id, Jumat 20 Maret 2020 malam.
Karena itu, ia menyoroti pula aspek edukasi pemahaman atau sosialisasi secara langsung yang diberikan kepada masyarakat, karena dirasa penyampaian melalui media sosial masih kurang sampai secara utuh.
Hal ini berdampak kewaspadaan masyarakat Jawa Timur terhadap bahaya penyebaran virus corona atau COCID-19 masih jauh dari harapan. Terbukti ada peningkatan jumlah orang dalam pemantauan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).
Bahkan kini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim telah menetapkan Kota Surabaya dan Malang Raya sebagai zona merah alias berrbahaya.
Berdasar data terbaru hari ini, Jumat 20 Maret 2020, jumlah yang masuk katagori ODP meningkat drastis dari 91 orang kini menjadi 635 orang. Sedangkan yang masuk katagori PDP juga meningkat 100 persen dari 36 orang menjadi 72 orang.
Hikmah mengakui untuk melakukan upaya ini perlu sumber daya manusia tambahan, sehingga lebih cepat tersosilisasi. Salah satunya, dengan menggandeng mahasiswa dari Fakultas Kesehatan atau Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) dari berbagai universitas.
Berkaca dari pemberitaan terkait upaya pencegahan, menurutnya memang social distance manjadi salah satu langkah tepat mengantisipasi persebaran virus.
“Kami sekarang betul-betul ingin menyoroti aspek edukasi, gimana kalau ada pikiran kita punya universitas dengan fakultas kesehatan yang dijadikan sebagai voulentre dimunculkan seperti dengan semangat Mas Nadiem, itu bisa dihitung sebagai nilai perkuliahan. Kalau edukasi pencegahan dan mendukung sosial distance, maka menurut saya rantai ledakan bisa dihentikan," kata politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Tak hanya sekadar melakukan penyuluhan, bahkan jika dimungkinkan maka ada pemeriksaan suhu sehingga masyarakat ikut menyadari pentingnya imbauan pemerintah. Sebab, masih banyak masyarakat yang acuh dan tetap menjalankan aktivitas seperti biasa, padahal penyebaran virus ini sangat mudah.