DPRD Gresik Tuding Pemkab Lamban Merespon Kebutuhan Rapid Test
Ketua DPRD Gresik Fandi Ahmad Yani menuding, Pemkab Gresik lamban dalam merespon kebutuhan rapid test bagi calon mahasiswa baru (maba). Padahal mereka sedianya harus mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) pada 5 Juli 2020 nanti.
"Pemkab kesannya tidak siap, kurang serius. Swasta saja bisa, bahkan lebih murah. Kasihan mereka yang mau ikut UTBK tanggal 5 Juli. Mestinya mereka bisa belajar jelang tes. Tapi waktunya tersita," kata Gus Yani.
Gus Yani, panggilan akrab Fandi Ahmad Yani menambahkan, saat sidak di laboratorium klinik swasta di Jalan Panglima Sudirman, pada Jumat, 3 Juli 2020 melihat para calon maba menyerbu klinik tersebut karena menawarkan harga promo rapid test.
Katanya, pemerintah daerah harus hadir, karena biaya rapid test cukup mahal. Dia lalu membandingkan klinik swasta yang mampu menawarkan promo harga. Sementara puskesmas belum bisa melayani rapid test.
"Pemerintah harus hadir. Ini bagian dari tanggung jawab pemerintah. Adik-adik kita harus UTBK di Surabaya maupun daerah lain," katanya.
Gus Yani menghubungi Kepala Dinas Kesehatan Gresik Syaifudin Ghozali. Dari percakapan via telepon seluler, beberapa puskesmas di Gresik akhirnya membuka layanan rapid test bagi para calon maba pada keesokan harinya.
"Tadi saya telepon Pak Kadinkes. Alhamdulillah Puskesmas Sukomulyo, Manyar, Sidayu dan Driyorejo siap melayani rapif test mulai besok jam 09.00 WIB," pungkasnya.
Keluhan disampaikan Salman, salah seorang calon maba saat dihampiri oleh Gus Yani. Alumni SMAN 1 Sidayu tersebut mengaku berangkat jam 08.00 dari rumahnya Manyar ke laboratorium klinik. Dia berangkat bersama tiga temannya.
"Awalnya saya mau melakukan rapid test tadi pagi di Puskesmas. Tapi di Puskesmas Manyar dan Bungah tidak bisa. Kita disarankan ke RSUD Ibnu Sina," kata Salman.
Oleh karena itu, dia mengaku lebih memilih rapid test di klinik ini karena harganya lebih murah. Meski dirinya harus antri hingga pukul 13.00 WIB siang. "Di sini harganya tidak sampai Rp 200 ribu. Tapi harus antri lama," ucapnya.
Hal senada juga dilontarkan oleh Rendy Nugraha. Remaja berkacamata ini harus menempuh jarak yang cukup jauh dari rumahnya untuk bisa ikut rapid test. "Saya dari Sidayu. Tanggal 5 besok sudah tes UTBK," katanya.
Dengan antrian yang membludak, para calon maba yang ikut antri terpaksa harus duduk di lantai. Ada pula yang duduk di ruang tunggu, parkiran motor dan bahu jalan.
Hilda salah seorang petugas laboratorium klinik mengaku kaget dan kewalahan. Peminat rapid test sangat luar biasa. Apalagi saat siang, pengunjungnya makin ramai.
"Kami sendiri belum menyiapkan apa-apa. Kami jelas kelabakan. Kalau alat rapid testnya habis terpaksa kami tolak," katanya
Pada hari ini, lanjutnya, harga yang ditawarkan untuk melakukan rapid test masuk dalam harga promo. Berlaku hingga sepuluh hari mendatang.
"Harga rapid test di sini Rp 199 ribu berlaku mulai tanggal 1 kemarin sampai tanggal 13 Juli besok," katanya.