DPRD Blitar: Harga Jagung Diserahkan Pasar, Peternak yang Kalah
M Mujib, Wakil ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Blitar menilai, masalah naiknya harga pakan ayam adalah masalah berulang setiap tahun. Ia menyebut, masalah itu akan selesai jika pemerintah pusat hingga daerah mau terlibat secara intensif untuk mengatasinya. Salah satunya, turut campur dalam menentukan harga dan menjaga pasokan jagung.
"Kalau hal ini sudah menjadi kebiasaan, seharusnya pemerintah mencari akar persoalan. Kenapa jagung menjadi mahal, kenapa menjadi langka? Nyatanya, pada waktu panen raya harga jagung di tingkat petani, nilai jualnya selalu murah," kata M Mujib, pada Ngopibareng.id, Kamis 16 September 2021.
Minim Data
Mujib mengamati, Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar, tidak mempunyai data tentang populasi peternak ayam petelur, luasan lahan pertanian komoditas jagung, konsumsi peternak, dan siklus fluktuasi harga pakan, serta kelangkaan pakan ternak.
Sehingga, Pemkab Blitar memiliki gambaran tentang kebutuhan paja jagung setiap tahunnya. "Berapa kebutuhan bahan baku pakan ternak, terutama komoditas jagung, dan berapa luasan lahan pertanian untuk budidaya tanaman jagung yang harus dipersiapkan oleh petani," rincinya.
Menurut Mujib, data ini bisa didapat jika ada sinergi yang baik antara dinas di Pemkab Blitar "sudah waktunya ada sinergitas antar Satuan Kerja Pemerintah Daerah atau antar dinas. Terutama dinas pertanian dan peternakan, dan perdagangan," lanjutnya.
Intervensi Pemerintah
Selain itu, fakta fluktuasi harga setiap tahun, di mana harga jagung selalu anjlok ketika panen raya, semakin mendorong adanya keterlibatan dari pemerintah untuk mengatur ketersediaan komoditas di pasar. Tidak dilepaskan begitu saja, mengikuti mekanisme pasar dan sektor swasta. "Janganlah permasalahan kebutuhan yang menyangkut hal-hal mendasar dilepaskan begitu saja sesuai harga pasar". ungkapnya.
Di pemerintah daerah, menurutnya, ada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Lembaga itu bisa difungsikan untuk membeli jagung dari petani, di masa panen raya, dengan harga yang tidak merugikan petani. Begitu juga ketika terjadi kelangkaan bahan baku pakan ternak. Terutama komoditas jagung, bisa dilepas dengan harga yang tidak memberatkan peternak.
"Kalau pemerintah daerah akan melakukan hal itu, saya yakin kami yang ada di dewan akan mendukung langkah pemerintah untuk memerankan BUMD di dalam mengatasi permasalah antara petani jagung dan peternak ayam petelur," lanjutnya.
Harapannya, menurut Mujib, dengan penyertaan modal dari APBD, maupun APBN yang dikucurkan pada BUMD, lembaga ini bisa berperan mencarikan bahan baku dari daerah kabupaten lain, apabila luasan lahan petani jagung di Kabupaten Blitar tidak mencukupi kebutuhan peternak ayam petelur setempat.
Aturan Pro Peternak dan Petani
Mantan Ketua Gapoktan Kabupaten Blitar ini juga menambahkan, seharusnya ada peraturan yang memberikan perlindungan bagi petani dan peternak skala kecil baik dari pemerintah daerah maupun pusat. "Sebab peternak kecil, hasil produksi telur hari ini dipakai untuk beli pakan besok. Kalau terjadi fluktuasi harga bahan pakan yang sangat tinggi, tentunya akan memberatkan peternak dan petani kecil," katanya.
Berbeda dengan peternak besar yang mempunyai dukungan keuangan dan teknologi di dalam budidayanya. Mereka memiliki stok bahan baku yang melimpah. Begitu juga dari segi pasar, telur ayamnya sudah diserap oleh para pasar yang lebih besar.
Mujib berpendapat, di dalam mengatasi permasalahan kelangkaan bahan pakan ternak dan turun harganya telur ayam, pemerintah daerah sampai pusat sekarang harus mulai berbagi peran. Permasalah yang bisa ditangani oleh pemerintah daerah kabupaten, provinsi, dan pusat.
Pemerintah pusat menurutnya, harus membuat peraturan tentang perlindungan terhadap peternak rakyat, dan pengawasan yang harus dilaksanakan. Jangan sampai ada yang bermain di celah-celah kelemahan peraturan.
Wakil ketua DPRD Kabupaten Blitar dari Fraksi Gerinda ini mencontohkan, adanya telur yang seharusnya tidak diperbolehkan beredar di pasaran (telur untuk penetasan), nyatanya masih ditemui ada di pasaran.
Mujib juga mendukung kebijakan presiden yang akan membuat cadangan jagung sebagai penyangga baik di tingkat daerah yang merupakan sentra peternak ayam petelur, pun untuk kebutuhan tingkat nasional.
Advertisement