DPRD Banyuwangi Minta Pengawasan Prokes Di Sekolah Diperketat
Pelaksanaan pertemuan tatap muka (PTM) 100 persen harus diimbangi dengan dukungan dan pengawasan fasilitas pendukung protokol kesehatan (prokes). Ini perlu dilakukan agar prokes sebagai kebiasaan baru yang telah dilakukan selama pandemi tetap dilakukan sampai pandemi Covid-19 benar-benar berakhir.
“Jadi jangan sampai kita hilangkan, dan kebiasaan baru kita ini tidak kita terapkan. Harus diterapkan,” tegas Ketua Komisi IV DPRD Banyuwangi Ficky Septalinda, Senin, 04 April 2022.
Ficky menjelaskan, dalam waktu dekat pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Banyuwangi untuk memastikan kebiasaan new normal itu benar-benar diterapkan di sekolah. Karena saat ini, Covid-19 belum benar-benar hilang. Sehingga protokol kesehatan harus tetap dilakukan secara ketat.
“Karena Covid-19 ini belum hilang, tetap prokes harus tetap diterapkan. Terutama tempat cuci tangan, Kebersihan lingkungan, toilet, lingkungan sekolah dan lain sebagainya harus didukung juga,” terangnya.
Jangan sampai aktivitas membersihkan wilayah hanya dilakukan pada momen-momen acara tertentu saja. Anggota DPRD dari fraksi PDI Perjuangan ini harus menjadi kebiasaan bersama. Apalagi sekolah itu menjadi pusatnya aktivitas anak-anak. Sehingga lingkungannya harus bersih dengan didukung pelaksanaan protokol kesehatan yang baik.
“Lingkungan kita harus bersih. Covid-19 itu masih ada,” tegasnya lagi.
Ficky menambahkan, pihaknya juga berencana akan turun ke sekolah-sekolah untuk melakukan pengawasan dan evaluasi. Rencananya dia akan memprioritasnya untuk mengecek sekolah yang berada di pinggiran.
Sebab, menurutnya, sekolah di wilayah perkotaan semua fasilitasnya masih bisa didukung oleh pemerintah daerah. Namun untuk sekolah yang berada di pinggiran sering mengabaikan penerapan prokes.
Oleh karena itu dia meminta Dinas Pendidikan tetap mendukung fasilitas yang ada di sekolah pinggiran.
“Kami tetap memanggil dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan, intinya tetap mengawasi dan mendukung fasilitas yang ada di sekolah pinggiran juga tidak hanya di perkotaan,” pungkasnya.
Advertisement