DPRD Bali Ingin Adopsi Pembinaan KONI Jatim
Pembinaan terkonsep dengan memadukan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilakukan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur kembali mendapat atensi dari banyak pihak. Terbaru atensi itu datang dari komisi IV DPRD Provinsi Bali yang berniat mengadopsi program Puslatda Jatim 100.
Pembinaan yang dimaksud adalah proses persiapan jangka panjang yang dilakukan sekutar 3 tahun sebelum pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON).
Proses yang tak mudah karena dibutuhkan perencanaan di semua aspek yang dilakukan secara detail untuk bisa merancang atlet juara dengan design seperti yang diterapkan KONI Jatim.
Selain itu, program pembinaan di Jatim tak hanya berkutat pada pelatihan saja, sebab, KONI Jatim juga memiliki program pemberian beasiswa pendidikan guna mempersiapkan masa depan atlet.
"Ternyata, persiapan sudah dilakukan sejak 2017 dari mereka mau masuk pra-PON sampai mereka lolos pra-PON. Kalau kita kadang-kadang kurang satu bulan baru TC, nah ini yang mau kita contoh (adopsi) biar kita bisa punya program sampai mereka siap ke PON. Jadi yang ingin kita ketahui bagaimana program khusus terkait pendanaan untuk pembinaan atlet-atlet ini," kata salah satu anggota Komisi IV DPRD Bali, Bagus Alit Sucipta.
Wakil Ketua Umum KONI Jatim, Irmantara Subagjo mengaku senang karena pembinaan yang dilakukan di Jatim mendapat atensi dari daerah lain.
Tak sebatas itu, pria yang akrab disapa Ibag itu mengaku, KONI Jatim sangat antusias membantu perancangan anggaran hingga proses pembinaan yang dilakukan daerah lain bila ingin meniru model pembinaan yang mereka terapkan.
"Kita ini kan bantu atlet dari mulai latihan, pendidikannya. Baik di bidang keilmuan atau enterpreneur. Mereka (Bali) kaget waktu tahu besaran anggaran kita. Mereka tidak sanggup kalau sampai ratusan miliar. Tapi kan tidak harus sama, asal mereka mau belajar bareng-bareng dengan kita di sini," kata Ibag.
Sekadar informasi, bahwa KONI Jatim terus melakukan proses pembinaan secara rutin. Dimulai dengan pembinaan jangka panjang yang berbasis sport science dengan menggandeng beberapa negara, serta pemberian beasiswa kepada atlet berprestasi.
Advertisement