DPR: THR Buruh 100 Persen Bisa Dorong Pemulihan Ekonomi
Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia memperingati May Day dengan aksi unjuk rasa di seputar Monas. Aksi ini merupakan bagian dari aksi serentak nasional yang diselenggarakan KSPI di 24 provinsi dan 200 kab/kota dan lebih dari 3.000 pabrik dengan melibatkan 50.000 dengan tuntutan: Batalkan UU Cipta Kerja (omnibus law) dan berlakukan UMSK 2021.
Sebagai informasi, unjuk rasa hari ini akan dilakukan teatrikal "kuburan massal korban-korban omnibus law” sebagai simbol sudah banyaknya korban yang berjatuhan akibat penerapan beleid sapu jagad ini. Hal itu disampaikan Presiden KSPI Said Iqbal melalui pesan dingkat yang diterima Ngopibareng.id Sabtu 1 Mei 2021.
Secara terpisah anggota Komisi XI DPR-RI dari Fraksi Gerindra Heri Gunawan mengatakan bahwa kebijakan THR 100 persen merupakan kado terindah bagi pekerja/buruh dalam Peringatan May Day 1 Mei 2021.
Aturan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/6/HK.04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan Tahun 2021 bagi Pekerja/Buruh di Perusahaan.
Pemerintah memberlakukan kebijakan semua perusahaan wajib membayarkan THR kepada karyawannya 100 persen tanpa dicicil demi pemulihan ekonomi nasional di tengah pandemi.
"Dalam Surat Edaran (SE) tersebut juga disebutkan bahwa THR wajib dibayarkan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum hari raya. Artinya, awal Mei para pekerja/buruh sudah harus menerima THR. Hal tersebut merupakan kado terindah untuk para pekerja/buruh yang pada hari ini (red-1 Mei) merayakan Hari Buruh Internasional," ujar Heri Gunawan yang juga menjabat sebagai Ketua Kelompok Fraksi Gerindra di Komisi XI DPR-RI kepada awak media pada Sabtu, 1 Mei 2021 di Jakarta.
Politisi Gerindra ini menambahkan, aturan THR 100 persen bagi para pekerja/buruh ini diharapkan dapat dipatuhi dan dilaksanakan oleh para pengusaha.
Memang ada beberapa pengusaha yang mengeluhkan kondisi perusahaan belum pulih, namun perlu diingat bahwa negara sudah memberikan stimulus dalam Program Pemulihan Ekonomi (PEN) yang nilainya ratusan triliun dan juga menyediakan program restrukturisasi kredit.
"Itu berarti pengusaha tidak sendirian dalam menghadapi dampak pandemi Covid-19. Negara hadir menyelematkan para pengusaha dengan mengucurkan berbagai stimulus dan program pemulihan," ujar politisi yang juga menjabat sebagai Ketua DPP Gerindra.
Negara sudah membantu para pengusaha dan sekarang saatnya para pengusaha memenuhi kewajiban THR kepada para pekerja/buruh. Jadi konsepnya saling membantu dalam bingkai gotong-royong menghadapi dampak pandemi Covid-19. “Secara tidak langsung para pengusaha juga akan menikmati dampak ekonomi dari adanya THR tersebut dalam bentuk peningkatan permintaan dan penawaran," tegas politisi yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Fraksi Gerindra DPR-RI.
THR tidak hanya memperkuat daya beli para pekerja atau buruh namun juga berkontribusi meningkatkan konsumsi masyarakat. Pulihnya daya beli masyarakat akan meningkatkan penjualan produk yang dihasilkan oleh perusahaan dan sekaligus memulihkan perekonomian nasional.
“Tanpa penguatan daya beli masyarakat maka akan sulit memulihkan kondisi perekonomian dan perusahaan. Jadi ini saling terkait. Negara, perusahaan dan pekerja/buruh saling berkontribusi memulihkan perekonomian,” lanjutnya.
Pemerintah memperkirakan adanya THR dan gaji ke-13 akan menambah konsumsi masyarakat sebesar Rp215 triliun yang berasal dari THR dan Gaji ke-13 ASN sebesar Rp43 triliun, THR pekerja formal sebesar Rp100 triliun dan THR pekerja informal sebesar Rp72 triliun. "Selain sebagai katalisator terhadap perekonomian nasional dan pemulihan perusahaan, adanya THR bagi pekerja/buruh diharapkan dapat untuk memenuhi kebutuhan pekerja atau buruh dan keluarganya dalam merayakan hari raya Idul Fitri," ujar Hergun.
Oleh karena itu, politisi dari Dapil Jabar IV (Kota dan Kabupaten Sukabumi) ini juga mengharapkan Peringatan Hari Buruh tahun ini dapat berjalan secara hidmat, damai, dan lancar. "Semoga Peringatan Hari Buruh tahun ini dapat diisi dengan kegiatan-kegiatan positif, kegiatan yang dapat membantu dan mendukung satu sama lain, mengingat pandemi COVID-19 berdampak besar terhadap kondisi buruh," ujanya.
Kesejahteraan buruh berkontribusi dalam mendorong pemulihan ekonomi Indonesia di tengah pandemi. Daya beli yang memadai akan menciptakan pasar permintaan dan penawaran sehingga konsumsi meningkat dan perekonomian tetap berjalan. "Saya berharap teman-teman buruh bisa merayakan May Day dengan tetap mengikuti protokol kesehatan," pesan Heri Gunawan.