DPR RI Minta Bulog Jadi Stabilitator Pangan
Surabaya: Jelang memasuki bulan Ramadhan dan lebaran, Anggota Komisi VI dan Badan Anggaran DPR RI Bambang Haryo Soekartono, lakukan kunjungan ke Bulog Provinsi Jawa Timur, guna memastikan harga 11 komoditas pangan berjalan baik. Namun, saat melakukan sidak di beberapa pasar di Surabaya ia menemukan, adanya permasalahan. Yakni soal masih adanya perbedaan harga dan peningkatan harga.
Mengacu pada UU no 7 tahun 2014, dan pp no. 71-72 tahun 2015, ia menjelaskan bahwa komoditas harus bisa dijamin oleh pemerintah dari sisi ketersediaan kuantiti, kualitas dan harganya. Kali ini saat lakukan kunjungan ke pasar Bambang masih melihat adanya variasi harga dari 11 komoditas pangan yang ada di pasar.
“Di masing-msing pedagang ada yang berbeda mulai dari Rp 500 hingga Rp 1000 rupiah, misalnya tadi gula, ada yang jual Rp 13.000-Rp 12.000. Yang saya harapkan dari bulog, yakni sebagai stabilisator dari pada pangan kita, bulog bisa berperan terhadap 11 komoditas pangan kita,” terangnya kepada wartawan di Perum Bulog Divre Jatim, Selasa (16/5).
Selain itu Bambang juga berpesan kepada pemerintah, seharusnya kementrian perdagangan dan dan pertanian dapat bekerjasama, bagaimana caranya dari hulu hingga hilir dapat mengendalikan harganya. Jangan sampai yang mengendalikan harga itu distributor atau mafia. Sehingga pada nantinya semua harga di pasar menjadi sama dan merata.
“Seharusnya pemerintah indonesia mempunyai kontrol terkait ketersediaan seperti layaknya di Malaysia, dengan harga yang tidak boleh berbeda di seluruh Malaysia, padahal itu untuk 30 komoditas, sedangkan kita hanya 11 komoditas itupun tidak bisa,” tambahnya.
Tapi dirinya juga menilai, bahwa Kentrian Perdagangan sudah mulai tegas untuk melakukan patokan harga. Contohnya saja seperti gula yang harus Rp 12.500. “Meskipun masih berbeda dipasar, itu sedikit saja dan tidak masalah,” jelasnya.
Bambang juga tak lupa menyampaikan, terkait kepentingan lebaran, bahwasanya beras ini ada hingga 12 bulan kedepan, yakni sebanyak 568.000 ton, dari 40.000 ton setiap bulan yang nantinya akan disalurkan kepada masyarakat.
“Jadi kebutuhan pangan kita itu sudah cukup. Jadi bulog saya harapkan mampu menjadi stabilitator untuk menjaga kebutuhan pangan kita,” papar Bambang. (hrs)