DPR: PBB Tepuk Tangan Tidak Tahu Kalau Mendikbud Berbohong
Rapat kerja Komisi X DPR RI bersama Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim diwarnai aksi protes. Ini membuat Nadiem Makarim kesulitan menjawab.
Para politikus di komisi yang membidangi pendidikan ini ramai-ramai menyerang Nadiem Makarim. Mereka protes karena Nadiem dengan bangganya menyampaikan kalau platform digital Kemendikbudristek mendapati pujian dunia internasional di Markas Besar PBB.
"Mas Nadiem bisa bangga karena mendapatkan tepuk tangan dari dunia internasional, tetapi kami yang ada di DPR ini belum bisa memberikan tepuk tangan, untuk Mas Menteri," kata Ferdiansyah, politikus Golkar dalam raker yang digelar Selasa 27 September 2022 ini.
Dia menyebutkan apa yang disampaikan Nadiem di PBB itu, tidak melihat kondisi riil di lapangan. Sampai saat ini sarana prasarana sekolah masih sangat terbatas. "Transformasi digital yang Mas Nadiem bilang itu bagi kami hanya rencana," ujarnya.
Dia juga menyoroti keberadaan 400 tim bayangan yang dielu-elukan Nadiem. Pernyataan tersebut kembali membuat kegaduhan. "Tolong jangan pindahkan kegaduhan yang Mas Nadiem buat ke DPR," tegasnya.
Kritikan juga disampaikan Andi Muawiyah Ramly. Politikus PKB ini menilai sejak Nadiem menjadi menteri, sudah empat kegaduhan nusantara yang dibuat.
"Saya hitung Mas Menteri ini sejak awal sampai sekarang bikin kegaduhan terus. Saya catat ada empat kegaduhan nusantara, yaitu soal sejarah, organisasi penggerak, RUU Sisdiknas, dan shadow team," ujarnya.
Andi Muawiyah Ramly juga tidak puas dengan penjelasan Nadiem soal shadow team yang diklarifikasi menjadi mirror alias cermin.
Djohar Arifin Husin, anggota Komisi X dari Fraksi Gerindra juga menyematkan Nadiem sebagai pembuat kegaduhan. Ada banyak guru honorer menangis karena kebijakannya berubah-ubah. Kata dia, episode satu belum dimengerti sudah ditambah dengan episode-episode selanjutnya yang bikin kalangan pendidikan bingung.
"Kami tahu Mas Menteri ini pintar sekali, tetapi kami juga enggak bodoh-bodoh banget. Jadi, tolong jangan bikin kegaduhan-kegaduhan lagi," ujarnya.
Dalam forum United Nations Transforming Education Summit di Markas Besar PBB pekan silam, Mendikbudristek mengaku memiliki organisasi bayangan atau organisasi di luar Kemendikbudristek yang berjumlah 400 orang. Dalam forum itu Nadiem menjelaskan bahwa tim tersebut memiliki 400 manajer produk, insinyur perangkat lunak, dan ilmuwan data yang bekerja sebagai tim yang melekat untuk kementerian.
Setiap product manager dan ketua tim, posisinya hampir setara dengan direktur jenderal. Tim bayangan ini, kata Nadiem, bekerja sesuai dengan arahan dari Kemendikbudristek. Tim ini akan bekerja untuk memvalidasi produk kebijakan Kemendikbudristek.
Mantan CEO Gojek ini mengatakan 400 orang dari GovTech Edu itu dibayar dengan anggaran Kemendikbudristek. GovTech Edu sendiri, kata dia, merupakan mitra kerja yang bisa mendiskusikan banyak hal dengan pejabat-pejabat di Kemendikbudristek. Tim dari GovTech Edu pun bisa berkoordinasi dengan baik saat bekerja bersama direktorat-direktorat jenderal di Kemendikbudristek.
Nadiem dikenal sebagai seorang yang visioner. Jejaknya dalam membangun Gojek pada 2010 membuktikan visinya bukan kaleng-kaleng. Gojek adalah perusahaan berjiwa sosial yang memimpin revolusi industri transportasi ojek. GoJek telah tumbuh menjadi on-demand mobile platform dan aplikasi terdepan yang menyediakan berbagai layanan mulai dari transportasi, logistik, pembayaran, layanan pesan antar makanan, dan berbagai layanan on demand lainnya. Kini, Gojek menjadi mitra sebanyak 3,7 juta orang. Artinya, perusahaan teknologi asal Indonesia itu mampu menyerap banyak anak bangsa yang mau bekerja.
Sebagai orang nomor satu di kementerian yang mendukung visi dan misi presiden untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian, seharusnya Nadiem menjelaskan terlebih dahulu kepada publik, termasuk Komisi X DPR RI yang menjadi mitranya, sebelum berbicara di depan forum internasional seperti PBB. Pasalnya, sejumlah anggota Komisi X DPR pun terheran-heran akan tim bayangan tersebut. Terlebih tim tersebut dibiayai oleh Kemendikbudristek.