Anggota DPR Ragukan Target Vaksinasi 187 Juta Orang 15 Bulan
Anggota DPR RI mengajak pemerintah lebih serius dalam manangani pandemi Covid-19. Kondisinya sudah cukup memprihatikan, aksi-aksi penanggulangan Covid-19 yang bersifat seremonial dan pencitraan harus ditinggalkan. Karena menyangkut nyawa manusia dan masa depan bangsa.
Saran ini didampaikan anggota Komisi IX DPR RI Saleh Daulay, saat dihubungi Ngopibareng.id Selasa 2 Februari 2021.
"Saya apresiasi pernyataan Presiden Jokowi yang mengakui penanganan Covid-I9 selama ini kurang efektif, termasuk Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang sedang berjalan," kata Saleh.
Menurut ketua Fraksi PAN di DPR tersebut, faktanya memang seperti itu. Penanggulangan pandemi Covid-19 hampir satu tahun, kasusnya semakin tinggi, sudah menembus 1 juta kasus, dan berada diurutan pertama di kawasan ASEAN.
Pemerintah sudah menemupuh berbagai cara dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai pada turunannnya, Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan memperketat Protokol Kesehatan (Prokes) dan 3M. Tapi kasus Covid terus melaju. Rumah sakit rujukan Covid penuh. Khusus di Jakarta, lahan untuk pemakaman jenazah Covid sudah habis.
"Menurut saya ada yang kurang benar dalam penanganan pandemi Covid 19 ini." Saya melihat pemerintah kurang memberi peran yang lebih besar pada para ahli bidang termasuk epidemiolog," kata Saleh
Anggota DPR RI ini minta kerja Kementrian Kesehatan, juga menkritisi target vaksinasi selama 15 bulan untuk 187 juta penerima vaksin yang dicanangkan pemerintah. Ia meragukan target itu bisa terpenuhi. "Soal data penerima vaksin saja belum beres demikian pula dengan pengadaan vaksin yang belum jelas," katanya.
Pemerintah sebelumnya menetapkan enam produsen vaksin yang akan mendukung program vaksinasi. Yakni Vaksin Merah Putih, Sinovac, Zeneca, Astra, Pfizer, Moderna.
Tapi sejak dimulainya vaksinasi nasional 13 Januari 2021, baru vaksin Sinovac yang sudah datang. Itu pun jumlahnya baru 15 jutaan dosis. "Jumlah tersebut masih jauh dari yang dibutuhkan untuk memvaksin 187 juta orang, yakni sekitar 400 juta dosis vaksin, dengan asumsi satu orang dua dosis untuk dua kali vaksin, " kata Saleh
Berdasarkan informasi yang ia terima, target untuk memvaksin tenaga medis, juga diperkirakan meleset. Karena banyak petugas medis yang tidak bisa divaksin pada waktunya, karena berbagai kendala.
Ada yang sedang sakit, darah tinggi, mempunyai penyakit bawaan dan sedang hamil. Data yang dipakai pemerintah merupakan data di atas kertas, tidak diperhitungkan kendala di lapangan, ujar Saleh.
Menanggapi pernyataan anggota Komisi IX DPR, Juru Bicara Pemerintah Wiku Adisasmito mengajak semua pihak tetap optimis menghadapi pandemi Covid-19. Seluruh komponen bangsa telah dilibatkan untuk menghadapi Covid-19 menurut bidang dan fungsi masing.
"Polri, TNI, Satpol PP sudah turun ke pasar dan pusat keramaian untuk mengedukasi masyarakat supaya menjalankan PPKM dan protokol kesehatan, karena menjadi kunci keberhasilan menghadapi pandemi Covid-19," kata Wiku saat dihubungi Ngopibareng.id Selasa 2 Januari 2021.
Ditanya tentang nasib Merah Putih, Wiku menjelaskan, vaksin Merah Putih hasil kerja sama antara BUMN PT Bio Farma (Persero) dan Lembaga Eijkman Institute oleh pemerintah diharapkan dapat selesai pada akhir 2021, sehingga bisa menggatikan vaksin yang lain.