DPD Gapasdap Jawa Timur dan DPC Banyuwangi Ganti Pimpinan
Pucuk pimpinan Gapasdap Banyuwangi dan Jawa Timur berganti. Ketua DPC Gapasdap Banyuwangi, kini diemban oleh Nurjatim. Sedangkan Ketua DPD Gapasdap Jawa Timur, kini dijabat Putu Widiana. Setelah terpilih, mereka berkomitmen untuk memberikan layanan yang terbaik.
Kedua orang ini terpilih dalam Muscab Gapasdap Banyuwangi dan Musda Gapasdap Jawa Timur digelar serentak. Muscab dan Musda ini digelar di salah satu hotel di wilayah Bulusan, pada Sabtu, 23 September 2023 malam. Kegiatan ini dihadiri Ketua DPP Gapasdap Khoiri Soetomo.
Ketua DPC Gapasdap Banyuwangi, Nurjatim menyatakan, selain faktor cuaca, yang sering mengganggu kelancaran operasional penyeberangan Ketapang Gilimanuk adalah faktor dermaga. Dia mencontohkan kejadian di Pelabuhan Gilimanuk. Akibat pasang surut seringkali kapal di dermaga LCT tidak bisa bersandar.
“Dengan pasang surut itu teman-teman kehilangan trip. Kami akan terus koordinasi dengan ASDP untuk perbaikan dermaga,” jelasnya.
Mengenai peremajaan kapal di lintasan Ketapang-Gilimanuk, menurut Nurjatim harus ada regulasi yang mengatur kapal dengan tahun dan GT berapa yang boleh beroperasi di lintasan ini. Namun, dia memastikan anggotanya untuk terus meningkatkan layanan kepada masyarakat.
“Harus ada regulasi pemberlakuan armada yang misalkan GT berapa yang boleh dioperasikan, kita menunggu itu,” ujarnya.
Ketua DPD Gapasdap Jawa Timur terpilih, Putu Widiana menyatakan, sebagai orang baru di Gapasdap Jawa Timur dirinya lebih dulu akan berkomunikasi dengan stake holder terkait dan DPC seluruh DPC Gapasdap yang ada di Jawa Timur. Dia akan memetakan, permasalahan dan kendala apa saja yang dihadapi masing-masing DPC di seluruh Jawa Timur.
“Komunikasi awal dulu supaya kita tahu apa masalahnya, kendalanya apa,” tutur mantan Ketua DPC Gapasdap Banyuwangi ini.
Salah satu yang menjadi perhatiannya adalah penyeberangan di Pelabuhan Jangkar, Situbondo. Menurut Putu Widiana, pelabuhan perlu pembenahan agar bisa pengoperasiannya bisa maksimal. Dirinya optimis dalam waktu yang tidak terlalu lama pelabuhan Jangkar akan siap dan menjadi lebih baik. Tentunya, kata Dia, dengan dukungan pemerintah daerah Situbondo dan Jawa Timur.
Putu Widiana menyebut, pelabuhan Jangkar prospeknya bagus. Untuk kepentingan pengiriman logistik dari Jawa ke Lombok, ke Bima bisa lebih cepat. Untuk penyeberangan yang paling prospek tetap lintasan Ketapang-Gilimanuk.
“Karena Bali sudah siap untuk pariwisata, logistiknya juga lancar,” jelasnya.
Namun untuk long distance ferry (LDF) dari Ketapang-Lembar masih belum terlalu baik. Karena cenderung bersifat musiman. Salah satu penyebabnya karena sudah banyak penyeberangan yang melayani lintasan menuju Lombok.
“Karena terbagi Ketapang-Lembar, Tanjungwangi-Lembar, Surabaya-Lembar. Dari sisi pemakai jasa diuntungkan, karena pilihannya banyak,” terangnya.
Sementara itu, Ketua DPP Gapasdap, Khoiri Soetomo mengatakan, pasca tiga tahun pandemi COVID-19, Gapasdap Banyuwangi dan Jawa Timur tantangannya sangat luar biasa. Sebab industri angkutan penyeberangan punya fungsi sebagai infrastruktur jembatan berjalan.
“Sebagai angkutan umum massal yang menopang perekonomian nasional,” tuturnya.
Khoiri menyebut, lintasan penyeberangan di Jawa Timur ini cukup banyak. Lintasan Ketapang-Gilimanuk, menurutnya, bukan hanya terpadat setelah Merak-Bakaheuni, tetapi juga lintasan terpadat di dunia karena beroperasi 24 jam penuh, seminggu non stop kecuali hari raya nyepi. Ada juga lintasan Ketapang-Lembar.
Apalagi, lanjutnya, jika nanti jalan tol trans jawa sudah menyambung dari pelabuhan Merak menerima limpahan dari jalan tol trans Sumatera akan sampai di pelabuhan Ketapang. Kalau tidak ada kesiapan infrastruktur terutama dermaganya maka akan terjadi kepadatan bahkan antrean yang cukup panjang.
“Tantangan ke depan bagaimana kita bisa bersinergi secara inklusif, kolaboratif adan progesif, terutama dengan penyedia pelabuhan supaya ASDP juga mampu mengantisipasi bagaimana jumlah dermaga ini harus dicukupi,” ungkap Khoiri.