DP3A-PPKB Surabaya: Siswi SMP yang Dilecehkan Keluarga masih Syok
Korban dugaan pelecahan yang dilakukan oleh empat anggota keluarganya telah mendapatkan pendampingan psikologis dari Pemkot Surabaya.
Kepala Dinas Pemberdayaan, Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya, Ida Widayanti mengatakan, pihaknya sudah bertemu dengan korban didampingi beberapa konselor (pelayanan konseling).
"Korban sudah dekat dengan salah satu konselor. Kalau korban ingin bercerita nanti konselor saya datang ke rumahnya," ujar Ida saat dihubungi, Sabtu, 20 Januari 2024.
Mengenai keadaan korban, Ida mengungkapkan, korban masih mengalami syok. Ia sudah memendam pelecehan yang dialaminya selama ini seorang diri.
"Karena korban sepertinya sudah pada titik tidak kuat menanggung dan memendam hal tersebut, lalu korban menceritakan ke tetangganya. Tapi belakangan diamati tetangga kok tambah murung," ujarnya.
Ida menceritakan, saat ini korban bersama ibunya sedang berada di rumah salah satu saudaranya. Apabila memungkinkan, korban akan dipindahkan ke shelter agar pendampingan bisa berjalan maksimal.
"Anak ini sementara di rumah tantenya, kalau memungkinkan akan dibawa ke shelter tapi menunggu anak nyaman, saat ini masih syok," paparnya.
Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan supaya korban tetap bisa bersekolah dengan nyaman.
Sementara itu, menurut keterangan korban, seperti yang disampaikan Ida, pelecehan terjadi sejak korban duduk di kelas 4 SD. "Tapi karena syok baru mau cerita sekarang," imbuhnya.
Di samping itu, mengenai salah satu pelaku yang masih di bawah umur, yakni kakak korban akan dititipkan sementara waktu di shelter Anak Berhubungan dengan Hukum (ABH) milik Pemkot Surabaya.
"Kakaknya ini memang wajib lapor karena shelter ABHku masih renovasi tahap akhir kalau sudah bisa dipakai akan ditahan di shelter saya. Proses hukum berjalan semua," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, dugaan kasus pelecehan seksual kembali terjadi di Kota Surabaya. Kali ini dialami B oleh seorang siswa SMP berusia 12 tahun. Nahasnya perbuatan tak bermoral tersebut juga dilakukan oleh empat pria yang masih berstatus anggota keluarga, yakni kakak, ayah, dan dua paman korban.
Keluarga tersebut merupakan warga Kecamatan Tegalsari, Surabaya. Empat anggota keluarga yang diduga pelaku itu, saat ini sedang menjalani pemeriksaan di Polrestabes Surabaya.
Advertisement