Dosen Unesa Jadi Relawan Pengungsi Ukraina di Polandia
Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki hari ke-12, pada Senin 7 Maret 2022. Sejumlah negara sudah mencoba menengahi konflik antar dua kubu tersebut. Di sisi kemanusiaan, salah satu dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Khofidotur Rofiah menjadi relawan. Ia membantu warga Ukraina yang terpaksa mengungsi ke Polandia.
Dosen Pendidikan Luar Biasa (PLB) Unesa tersebut meluangkan waktunya disela waktu kuliahnya yang menempuh program Doktor di Department Pedagogical University of Cracow, Polandia.
Perempuan yang akrab disapa Fia itu bertugas sebagai pengumpul makanan, pakaian, baju, selimut, perlengkapan mandi, mainan anak-anak, obat-obatan, yang kemudian disalurkan ke pengungsi.
Beberapa kebutuhan pokok tersebut, kata Fia, terus berdatangan setelah warga Polandia mendengar banyaknya pengungsi Ukraina yang datang. Kemudian mereka menyebarkan informasi bantuan melalui media sosial.
“Alhamdulillah saya berkesempatan membantu mengumpulkan, menyeleksi, mengemas dan menyalurkan berbagai kebutuhan pokok kepada para pengungsi,” kata Fia, melalui pers rilis Unesa, Senin, 7 Maret 2022.
Fia mengaku jika kegiatan tersebut sangat menguras tenaga, waktu hingga mental. Namun hal tersebut dikesampingkannya, lantaran menurut dia, urusan kemanusian jauh lebih penting.
Selain itu, Fia mengungkapkan bahwa menjadi relawan di Polandia bukanlah pengalaman pertamanya. Ia juga pernah aktif kegiatan sosial di Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) Unesa.
Lebih lanjut, kata Fia, warga Ukraina yang mengungsi di Polandia terbagi dalam beberapa tujuan. Ada yang menumpang di keluarga atau teman, banyak pula yang tidak memiliki kerabat.
“Jadi di pusat atau posko penerimaan, pemerintah siapkan pusat informasi, nanti mereka yang ada keluarganya diarahkan ke daerah tujuan, bahkan disiapkan akomodasi,” jelasnya.
Fia mengungkapkan, bagi pengungsi yang tidak memiliki keluarga, bakal disiapkan akomodasi dan kebutuhan pokok di pusat pengungsian dan pemerintah menjamin hak-haknya.
“Namanya perang menyangkut keselamatan tentu takut dan tertekan. Kasihan sama yang rentan-rentan, orang tua, ibu-ibu dan anak-anak. Saya tidak membayangkan ada di posisi mereka. Semoga segera mungkin konflik usai dan dua negara segera berdamai,” tutupnya.
Advertisement