Dosen Unej Masuk Daftar Ilmuwan Paling Berpengaruh di Dunia
Salah satu dosen Universitas Jember, Profesor Bambang Kuswandi masuk dalam daftar 58 ilmuwan Indonesia paling berpengaruh di dunia versi Stanford University Amerika Serikat. Bambang Kuswanto yang saat ini menjabat Wakil Rektor III Unej itu, berada di peringkat ke tiga dari 58 ilmuwan Indonesia paling berpengaruh di dunia.
Prestasi membanggakan itu tidak diraih secara cuma-cuma. Diketahui Prof. Bambang adalah guru besar dan peneliti asal Fakultas Farmasi yang fokus pada pengembangan sistem sensor kimia dan biologi untuk obat, pangan dan kesehatan.
“Alhamdulillah, tentu saja penghargaan ini menjadi penyemangat bagi saya untuk lebih giat meneliti, dan bersyukur jika ternyata hasil penelitian saya dijadikan rujukan oleh peneliti lain,” kata Bambang, Kamis, 28 Oktober 2021.
Prof. Bambang mengatakan sudah ada 70 karya tulis ilmiah hasil penelitiannya mengenai sensor kimia dan biologi yang dimuat oleh berbagai jurnal ilmiah internasional. Ia aktif meneliti sensor kimia dan biologi semenjak menempuh kuliah pascasarjana di University of Manchester Institute of Science and Technology (UMIST) di Inggris tahun 1997.
Ketertarikannya meneliti sensor kimia kemudian kajian itu dijadikan sebagai tema tesis dan disertasi Prof. Bambang. Ia memilih sensor kimia karena aplikasinya dibutuhkan oleh masyarakat luas. Sedangkan untuk mengembangkannya tidak selalu memerlukan standar laboratorium yang canggih.
Salah satu contoh sensor kimia yang dikembangkan antara lain sensor untuk mengetahui kesegaran ikan atau produk berbasis ikan seperti fillet ikan. Dengan sensor ini, konsumen bisa mengetahui dengan mudah produk yang dibelinya masih segar atau sudah tidak layak konsumsi.
“Sensor tersebut bisa ditempel di kemasan produk berbasis ikan atau bahkan daging lainnya. Jika sensor menunjukkan warna hijau maka masih segar, muncul warna merah berarti sudah tidak layak lagi untuk dikonsumsi. Ada juga sensor kimia untuk mengetahui apakah ada kandungan alkohol dalam sebuah produk makanan,” jelas Prof. Bambang.
Sementara di bidang kesehatan, pria kelahiran Sumenep Madura ini mengembangkan Smart Pads, pembalut wanita yang dipasangi sensor sehingga kala dipakai bisa menunjukkan kadar kreatinin penggunanya.
Sementara untuk kaum pria dibentuk mirip alat tes kehamilan yang pemakaiannya dicelupkan ke urine. Dengan sensor tersebut, pasien tidak perlu tes dengan cara mengambil sampel darah.
“Untuk saat ini, penelitian yang saya lakukan adalah lab on tip, kita memasang sensor tertentu di ujung pipet sehingga seorang peneliti bisa mengetahui kandungan bahan yang ditelitinya dengan segera," katanya.
Ia mencontohkan, jika alat tersebut digunakan untuk mengetahui kandungan pestisida dalam sayur atau buah, begitu dicelupkan di sampel yang sudah disiapkan maka sensor yang ada di ujung pipet akan memberikan informasi apakah ada kandungan pestisida atau tidak tanpa harus membawanya ke laboratorium sehingga praktis.
Diketahui, Stanford University secara berkala menggelar pemeringkatan ilmuwan yang dinilai memiliki pengaruh di dunia melalui publikasi ilmiah bertajuk Data for Updated Science-Wide Author Databases of Standardized Citation Indicators.
Pemeringkatan itu dibuat berdasarkan jumlah sitase publikasi atas karya tulis ilmiah yang sudah dipublikasikan di jurnal bereputasi tingkat dunia. Dalam publikasi ilmiah ini, Stanford University mencatat ada 159.648 ilmuwan dari berbagai negara yang dianggap berpengaruh di dunia.
“Semakin banyak peneliti yang merujuk kepada penelitian kita, maka artinya penelitian yang kita lakukan dinilai memberikan dampak luas bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,” imbuh guru besar yang sudah menulis 17 buku ini.
Sementara Rektor Universitas Jember Iwan Taruna menyampaikan rasa bangga atas keberhasilan Prof. Bambang Kuswandi masuk dalam daftar 58 ilmuwan Indonesia paling berpengaruh di dunia. Iwan Taruna berharap Prof. Bambang menjadi contoh bagi kolega dosen lainnya.
“Kami mendorong makin banyak peneliti Universitas Jember yang tampil di tataran dunia. Caranya dengan memperbanyak hasil penelitian yang dimuat di jurnal internasional. Hasil penelitiannya bisa dimanfaatkan oleh industri dan berdampak bagi masyarakat luas. Caranya dengan berbagai hibah penelitian dan memfasilitasi kerja sama dengan perguruan tinggi di luar negeri,” tutur Iwan Taruna.
Advertisement