Dosen Unair, Inovasi Pengisi Tulang Berlubang Berbasis Injeksi
Dosen dan peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Dr. Aniek Setiya Budiatin, Apt., M.Si., berhasil membuat inovasi Bhagalen. Bhagalen merupakan pengisi tulang dalam bentuk injektible untuk fraktur tulang maupun osteoporosis yang tidak dapat tertangani oleh obat secara oral.
"Inovasi ini berbentuk serbuk dan pelarut. Serbuk inilah yang dicampur lalu diinjekkan ke bagian gigi yang berlubang, baik fraktur maupun tulang osteoporosis," ujarnya, Senin, 10 April 2021.
Aniek menjelaskan, komposisi inovasinya ini ialah bovin hidroksiapatit, gelatin, dan alendronat. Bovin hidroksiapatit merupakan serbuk yang yang didapat dari tulang sapi. Tulang sapi tersebut diproduksi sendiri di Teaching Industry milik UNAIR untuk mengurangi impor bahan.
"80 persen komposisi dari Bhagelan terdiri dari hidroksiapatit yang merupakan bagian dari komponen penyusun tulang sehingga mudah dikenali oleh tulang dan dapat menyatu," kata Aniek.
Menurutnya, pegisian lubang di tulang dengan tulang pasien itu sendiri, bila lubangnya besar akan menyakiti bagian yang lain.
“Sehingga saya mengisinya dengan hidroksiapatit dan gelatin yang sama dengan komponen tulang,” lanjutnya.
Aniek juga memaparkan bahwa tulang memiliki dua komponen penyusun selain sel dan air, yaitu organik dan anorganik. Yang dipakai dalam Bhagalen sendiri komponen organiknya berupa gelatin dan anorganiknya hidroksiapatit.
Sebelum berbentuk injeksi, substitusi tulang yang dibuat oleh Aniek berbentuk pelet untuk mengisi tulang sebagai bahan disertasinya.
“Kalau yang sekarang berbentuk injeksi bisa menjangkau kalau tulangnya bengkok atau lubangnya kecil, ini kan bentuknya seperti pasta gigi sehingga bisa tembus ke lubang yang kecil,” paparnya.
Menariknya, dengan Bhagalen ini, seluruh kerusakan pada tulang dapat teratasi. Tulang yang rusak karena patah atau berlubang, lanjut Aniek, agar cepat pulih dapat dilakukan injeksi supaya terbentuk tulang baru sehingga mencegah kecacatan.
“Seharusnya bisa lebih cepat (menyatu, Red) kalau injeksi karena bentuk permukaannya lebih luas, jadi sekitar satu bulan,” terangnya.
Ia juga menuturkan bahwa penggunaan model injeksi ini masih jarang ditemui di Indonesia karena harganya yang mahal. Untuk itu, Aniek berharap Bhagalen nantinya dapat dengan mudah digunakan dengan harga yang lebih terjangkau.
Selain itu, yang menjadi inovasi dari Bhagalen adalah penggunaan komponen organik berupa gelatin. Yang beredar saat ini banyak yang menggunakan bahan komponen anorganik berupa hidroksiapatit saja.
"Harapannya semoga produk ini bisa dikenal dan digunakan lebih luas lagi. Agar orang yang membutuhkan dapat tertolong dan menghindari adanya kecacatan tulang," tuturnya.
Advertisement