Dosen UB Olah Limbah Tempe Jadi Pakan Sapi Bernutrisi Tinggi
Sejumlah dosen Universitas Brawijaya (UB), Malang, Jawa Timur (Jatim), mengolah limbah tempe menjadi pakan sapi bernutrisi tinggi. Olahan limbah ini dilakukan di Kampung Tempe Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang.
Sejumlah dosen tersebut tergabung dalam program Doktor Mengabdi yang terdiri dari Sasmito Djati sebagai ketua dan empat anggota di antaranya I Nyoman Suluh Wijaya, Kuswati, Tri Eko Susilorini, Nanang Febrianto.
Di Kampung Tempe Sanan tercatat ada sebanyak 400 ekor sapi ternak milik masyarakat sekitar. Di samping itu sebanyak 90 persen masyarakat di tempat itu berprofesi sebagai pembuat tempe.
Sasmito Djati mengatakan penduduk sekitar dapat memanfaatkan hasil limbah dari industri tempe untuk diolah kembali menjadi pakan sapi yang bernutrisi tinggi.
"Limbah cair dan padat dari produksi tempe yang dihasilkan oleh masyarakat sebesar 20 ton per-harinya. Awalnya peternak menggunakan limbah tersebut tanpa pengolahan terlebih dahulu sebagai pakan utama sapi," ujarnya, pada Senin 15 November 2021.
Karena tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu, ujar Sasmito, hal ini menyebabkan sapi mengalami kekurangan sumber serat, kotoran menjadi cair dan daging sapi mengandung kadar air tinggi.
"Hal ini dapat menyebabkan daging sapi mudah rusak dan harga jual sapi hasil penggemukan lebih rendah," katanya.
Sasmito menjelaskan butuh manajemen dan perbaikan pakan ternak di Kampung Tempe Sanan agar daging sapi yang dihasilkan tidak mudah rusak dan memiliki harga jual yang tinggi.
"Maka dari itu kami berupaya meningkatkan produksi dan kualitas sapi pedaging melalui perbaikan manajemen dan teknologi pakan yang baik dan benar. Agar dapat memenuhi kebutuhan daging di perkotaan dan menyejahterakan peternaknya," ujarnya.
Ditambahkan oleh anggota Doktor Mengabdi, Kuswati mengatakan bahwa pengolahan limbah tempe sebagai pakan ternak bernutrisi tinggi diperlukan perbaikan pada susunan ransum kulit kedelai melalui formulasi pakan.
Formulasi pakan tersebut ujar Kuswati dilakukan melalui kegiatan pabrikasi konsentrat skala kecil dan dilengkapi dengan teknologi peralatan tepat guna.
“Hasil formulasi pakan ini dapat mendukung kebutuhan nutrisi sapi yang lengkap dan secara teknis akan memperbaiki kualitas sapi,” katanya.
Advertisement