Dosen UB Ajari Peternak di Desa Blitar Olah Susu Berstandar SNI
Dosen Universitas Brawijaya (UB), Malang, melakukan penyuluhan tentang Good Fairy Farming Practices (GDFP) terkait pengolahan susu di Desa Krisik, Kecamatan Gandungsari, Kabupaten Blitar.
Kegiatan penyuluhan tersebut dilakukan dalam rangka pengabdian masyarakat oleh tiga dosen UB, yaitu Tri Eko Susilorini dan Kuswati dari Fakuktas Peternakan UB, serta Claudia Gadizza Perdani dari Fakultas Teknologi Pertanian UB.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat, Tri Eko menjelaskan bahwa Desa Krisik merupakan salah satu sentra produksi susu di Jawa Timur, dengan populasi sapi perah sebanyak 3.079 ekor pada tahun 2018. Sapi-sapi perah tersebut memproduksi susu segar 12 ribu liter susu per hari.
"Sebuah potensi yang sangat besar. Dari susu segar yang dihasilkan sehingga bisa dilakukan added value agar menjadi produk olahan, untuk menambah pendapatan masyarakat," ungkapnya dalam rilis resmi yang diterima oleh Ngopibareng.id pada Kamis 28 November 2019.
Tri mengatakan, penyuluhan tersebut dilakukan kepada para peternak, karena susu sendiri merupakan bahan pangan yang cepat rusak atau disebut perishable food sehingga penanganan pasca panen harus mendapat perhatian serius.
"Ini amat krusial bagi para peternak, sebab kualitas susu sangat berpengaruh terhadap harga jual susu," terangnya.
Penyuluhan dilakukan kepada 20 orang peternak, dilakukan dengan pemaparan teori praktis dalam beternak, menjaga kesehatan ternak, sanitasi lingkungan, serta proses pemerahan yang benar dan higienis.
"Melalui kuliah singkat ini diharapkan peternak dapat menerapkan SOP beternak sapi perah. Serta mengetahui cara pemerahan yang benar sehingga memperoleh kualitas dan kuantitas susu sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI) persusuan," tuturnya.
Selain itu, ada juga pelatihan produk olahan susu yang diikuti oleh 26 ibu-ibu PKK yang merupakan istri peternak sapi perah. Materi yang diberikan meliputi pembuatan susu pasteurisasi, stick susu, dan permen susu.
"Produk olahan ini dapat meningkatkan nilai jual susu dan memiliki daya simpan lebih panjang dibanding susu segar. Di sisi lain juga dapat menambah income keluarga peternak," ujar Tri.
Selain itu, kata Tri, kegiatan ini juga untuk menciptakan kemandirian peternak dengan menghasilkan susu yang aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH) sesuai standar kualitas Industri Pengolahan Susu (IPS).
"Semoga melalui kegiatan ini dapat memberikan dampak positif bagi Desa Krisik, khusunya peternak susu di masa mendatang," tutupnya.
Advertisement