Dosen UB Ajak Warganet Perangi Hoaks
Ketua Program Doktoral Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya (UB), Bambang Dwi Prasetyo mengajak kepada warganet untuk bijak dan turut aktif memerangi hoaks.
"Polisi era sekarang tak harus gagah, tapi juga memiliki intelektualitas. Sehingga penting polisi untuk mengawasi dan penindakan hukum. Jika tahu informasi yang diterima hoaks, stop jangan disebarkan," katanya, dalam acara Halfday Basics Workshop Hoax Busting and Digital Hygiene yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Internews, dan Google News Initiative, Jumat 16 November 2018.
Menurutnya hoaks hampir setiap hari ditemukan menyebar di media sosial. Oleh karena itu, Bambang mengajak warganet untuk cerdas dalam memilih media dan memilah informasi.
Bambang mengaku saat ini banyak ditemukan berita yang tidak benar di media sosial. Namun, berita hoaks di lini masa tersebut justru distribusikan oleh warganet sehingga menyebar dan menimbulkan keresahan.
"Bagaimana generasi ke depan jika setiap hari diasupi berita-berita yang menyesatkan?" ujarnya.
Sementara, Inggried Dwi Wedhaswary, salah satu jurnalis menyebutkan bahwa hoaks berseliweran karena rendahnya tingkat literasi masyarakat. Padahal menurut data, Indonesia menempati urutan kelima sebagai pengguna media sosial terbanyak.
"Kemampuan mengolah informasi rendah. Sehingga mudah menyebarkan hoaks tanpa melakukan cek ulang dan verifikasi," katanya.
Hal senada juga diungkap pengamat dan akademisi, Lilik Dwi Mardjianto, menjelaskan internet sesungguhnya merupakan belantara. Sehingga jika masyarakat tak memahami literasi digital, maka sama saja dengan tersesat di belantara tanpa kompas.
"Kita tak tahu arah. Bisa ikut terlibat menyebarkan hoaks," kata Lilik.
Sekitar 100 lebih peserta turut hadir dalam acara tersebut yang terdiri dari mahasiswa, pegiat media sosial, warganet, aktivis di Malang, Jawa Timur. Di sana mereka berlatih menangkal kabar bohong atau hoaks.
Selain itu, para peserta juga dilatih menelusuri berita dan mengecek kebenarannya. Serta menelusuri foto dan video menggunakan beragam tools. Peserta juga diingatkan pentingnya keamanan dan kebersihan digital. (umr)