Dosen ITS Rancang Aplikasi Jaminan Halal untuk Industri
Prof Iwan Vanany ST MT PhD, salah satu dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), membuat penelitian mengenai kajian produk makanan halal guna memberikan kontribusi baik dari sisi praktis maupun dari sisi keilmuan.
Iwan mengatakan, hal yang dilakukan dalam kajiannya ini adalah membuat model penaksiran jaminan mutu untuk membantu para pelaku usaha industri makanan halal.
“Model yang sudah ada sebelumnya belum komprehensif, karena tidak sampai menunjukkan keterkaitan antara kriteria Halal Assurance System (HAS) dengan proses, faktor, hingga menentukan action plan-nya,” ungkap dosen teknik industri ini.
Menurut Iwan, masih ada ruang kosong penelitian yang belum dilakukan dari sisi keilmuan, serta masih ada model dan perangkat lunak yang dibutuhkan oleh para praktisi.
"Sebenarnya penelitian ini dimulai sejak tahun 2018 memiliki dua luaran utama yang telah berhasil dilakukan. Pertama, yaitu model penaksiran jaminan halal yang diimplementasikan di sebuah perusahaan industri pengolahan produk ayam di Jawa Timur, di mana hasilnya sudah berhasil dipublikasikan di Journal of Islamic Marketing," cerita Iwan.
Kedua, lanjutnya, adalah membuat perangkat lunak untuk sistem informasi berbasis traceability untuk lembaga auditor dan penyedia makanan halal.
“Jadi total terdapat dua hak cipta, yaitu software Halal Assurance Information System (HAIS) dan kustomisasi rules dan modules di ERP Odoo system yang telah berhasil dibuat, di samping itu juga telah berhasil dipublikasi di empat seminar internasional bereputasi,” urai Iwan.
Dalam membuat model penaksiran jaminan mutu, papar Iwan, digunakan model manajemen kualitas dengan metode Quality Function Deployment (QFD).
"Di mana pedoman utamanya adalah panduan HAS dan proses bisnis di industri pengolahan makanan halal. Selain itu, untuk memudahkan programmer dalam membuat perangkat lunak diterapkan ilmu pemetaan proses bisnis dengan metode Unified Modeling Language (UML)," jelasnya.
Iwan menjelaskan, model penaksiran jaminan halal yang telah diimplementasikan di industri pengolahan produk ayam membutuhkan tiga tahapan. Tahap pertama, ialah mengidentifikasi kriteria dari HAS yang terkait proses studi kasus. Tahap kedua, menentukan faktor-faktor halal yang kritis dan keterkaitannya dengan proses. Terakhir adalah menentukan action plan berdasarkan nilai yang berdampak besar mengurangi kemungkinan ketidakhalalan, yang terjadi dari proses awal sampai proses akhir produk makanan halal.
Ia berharap apa yang dihasilkan dalam penelitiannya tersebut dapat digunakan oleh para praktisi terkait makanan halal.
“Sejauh ini, model perangkat lunak mereka telah menjadi salah satu referensi bagi rekan-rekan BPJPH yang hendak membuat sistem informasi manajemen halal di Indonesia,” pungkasnya.
Advertisement