Dosen ITS Ciptakan Robot Hybrid untuk Bantu Proses Operasi Tulang
Dosen Departemem Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Dr Latifah Nurahmi merancang robot hybrid 'Robot Operasi Reduksi Fraktur sebagai Teknik Bedah Invasif Minimal'. Inovasi ini dapat membantu proses operasi tulang.
Sebenarnya, inovasi tersebut merupakan hasil penelitian Latifah sejak tahun 2016. Pada tahun tersebut ia mengembangkan robot rehabilitasi tumit kaki.
"Robot sebagai alat bantu operasi sebenarnya sudah ada sejak tahun ‘90-an. Robot ini biasa disebut dengan robot paralel. Robot paralel adalah robot yang mampu menangani beberapa instruksi dalam waktu bersamaan. Tapi ternyata robot paralel ini masih punya beberapa kekurangan dalam penggunaannya di bidang medis," papar sang dosen.
Latifah melanjutkan, kekurangan yang dimiliki oleh robot paralel ini adalah ruang geraknya yang terbatas. Selain itu, penggunaan robot paralel biasanya hanya sekali pakai. Hal tersebut membuat robot harus dibongkar saat usai melakukan operasi dan dipasang kembali saat akan melakukan operasi.
Latifah memaparkan, untuk mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh robot parallel maka ia membuat sebuah robot hybrid. Robot gabungan dari dua robot paralel. Robot ini memiliki kelebihan pada ruang geraknya yang lebih luas dibanding dengan robot paralel.
"Pembuatan robot ini sendiri dilakukan pencetakan tiga dimensi terlebih dahulu. Setelah itu, dilanjutkan dengan pengembangan menjadi sebuah prototype yang dilengkapi dengan piranti-piranti elektronis. Dari segi desain robot hybrid lebih kompleks dibanding dengan robot paralel,” jelas dosen kelahiran Solo ini.
Latifah mengungkapkan, untuk pengembangan robot tersebut, pihaknya bekerja sama dengan Jurusan Teknik Mesin dari National Central University (NCU), Taiwan. Cara kerja robot hybrid ini, terang Latifah, dokter dapat menggunakan robot hybrid guna membantu proses pembedahan yang membutuhkan akurasi tinggi.
Tidak hanya itu, robot ini juga dapat mengurangi kontak langsung dari dokter dengan pasien. "Adanya robot ini tidak bermaksud untuk menggantikan peran dokter dalam melakukan operasi. Akan tetapi tingkat akurasi tinggi dalam proses operasi inilah yang memerlukan bantuan robot," tandasnya.
Melalui inovasinya ini, Latifah berhasil mendapatkan penghargaan pada ajang L'Oreal-UNESCO for Women in Science 2020 pada akhir November lalu. Ajang ini merupakan kegiatan yang diadakan L'Oreal untuk mendukung keterlibatan wanita di bidang sains dan teknologi.
"Saya berharap robot hybrid ini bisa membantu dokter dan banyak digunakan di rumah sakit Indonesia," tutupnya.