Dosen ITS Buat Inovasi Sistem Pencegah Banjir di Perkotaan
Setiap kali turun hujan deras, Kota Surabaya mengalami banjir di beberapa titik. Bahkan, wilayah yang bukan langganan banjir mendadak jadi 'kolam renang' dadakan.
Melihat masalah banjir yang sangat komplek di wilayah perkotaan, dosen Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Ir Ismail Sa`ud M MT membuat inovasi. Yakni, sistem alokasi pengendali air yang cerdas (smart water allocation system).
Sebelumnya, Ismail Sa'ud sudah melakukan penelitian tentang karakter bangunan yang ada perkotaan, sehingga tercetus inovasi ini.
Dalam sistem inovasi yang dibuatnya, ada dua pertimbangan yang dapat dilakukan. Alternatif yang pertama, terang Ismail Sa'ud, menyediakan tampungan air hujan sementara dari tiap bangunan bertingkat tinggi.
"Hal ini dimaksudkan agar limpasan dari dinding bangunan bertingkat tinggi tidak turut membebani saluran publik yang telah disiapkan pemerintah," ujar pria berkacama ini.
Menurut Ismail Sa'ud, ketika air di saluran publik surut, air tampungan dapat dikosongkan dengan cara dipompa keluar untuk dibuang atau diresapkan.
Solusi kedua ialah menerapkan sistem pemanenan air hujan. Tidak jauh berbeda dengan alternatif pertama, melalui sistem ini air tetap ditampung namun bedanya tidak dibuang atau diresapkan melainkan dimanfaatkan sebagai air baku.
“Air hujan itu sebenarnya berkah, jika dapat dimanfaatkan sebagai penyedia air baku yang dapat digunakan untuk menyiram tanaman, mencuci, atau kegunaan yang lain,” tutur Ismail Sa'ud.
Alumnus Teknik Sipil ITS ini pun menarget agar sistem ini dapat diterapkan di lingkungan rumah warga, karena akan ada lebih banyak keuntungan yang diperoleh.
"Tak hanya sebagai pengendali volume limpasan air hujan dan mencegah terjadinya banjir, air hujan yang ditampung juga dapat dimanfaatkan secara optimal sebagai air baku," sambung dia.
Saat ini kesedian air baku memang tidak ada masalah. Namun untuk masa depan hal ini tentu harus dipikirkan. Sebab lama kelamaan air baku yang bersumber dari daerah aliran sungai (DAS) akan menurun baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Advertisement