Dosen FK Unair Gubes Perempuan Pertama Indonesia Bidang Anatomi
Dosen FK Unair, Prof Viskasari Pintoko Kalanjati, dr., M.Kes., PA(K), Ph.D menjadi Guru Besar Neuro Anatomi dan Neurosains perempuan pertama di Indonesia. Ia dikukuhkan pada Rabu, 16 Februari 2022.
Dari 30 Guru Besar Neuro Anatomi dan Neurosains aktif di Indonesia, Prof Viskasari merupakan perempuan satu-satunya. Hal ini diakui oleh dr. Ahmad Aulia Jusuf, Ph.D, dari Perhimpunan Ahli Anatomi dan Histologi Indonesia (PAAI).
"Di Indonesia ahli anatomi hanya sekitar 300-an. Dan guru besar yang aktif hanya 25-an, termasuk salah satunya Prof Viska," terangnya.
Di mata Ahmad Aulia Jusuf, Prof Viska merupakan seorang dokter yang aktif dan energik. Dia aktif menjembatani kerja sama Prodi Anatomi, Histologi dan Farmakologi FK Unair dengan PAAI sehingga lahir Majalah Biomorfologi. Prof Viska menjabat kepala editor.
"Saya berharap Prof Viska bisa membumikan anatomi yang sampai sekarang masih dikenal menakutkan dan sulit. Membuat anatomi semakin dikenal secara luas," ungkap Ketua Departemen Histologi FK UI ini.
Menyukai Ilmu Anatomi
Sebagian besar dokter, ilmu anatomi dikenal sebagai ilmu yang menakutkan. Tapi berbeda dengan Prof Viska yang menganggap ilmu ini adalah subjek yang menyenangkan.
"Ilmu anatomi ini seakan kita ditantang untuk melihat secara 3D. Antara struktur tubuh, unsur dari sekitar dan sangat terkait fungsi tubuh. Bagaimana kita mempelajari abnormalitas pada struktur tertentu, bagi saya, ini kajian yang sangat menarik," ungkap Prof Viska.
Dorongan Prof Viska mendalami ilmu anatomi ini, bermula pada 2005 lalu, di mana saat itu FK Unair hanya memiliki satu dosen di bidang anatomi, yakni Almarhum Dokter Abdul Khamid.
"Motivasi terkuat saya waktu itu publikasi mengenai ilmu dasar dan Biomolekuler nyaris belum ada. Kebanyakan masih berfokus pada penelitian klinis. Untuk itu, saya mengambil studi Ph.D di The University of Queensland, Australia. Di sana mengambil studi tentang Neuroanatomi," ujar ibu dua anak ini.
Profesor yang Maret nanti genap berusia 46 tahun ini tak pernah menyangka akan menjadi guru besar. Ia hanya menyadari sejak kecil ia suka mengajar.
Prof Viska pun mengungkapkan, keberhasilannya kali ini tak lepas dari Allah dan doa orangtua. Menurutnya, keberhasilannya juga menjadi penyemangat untuk orang tuanya yang sedang sakit.
"Kebetulan orangtua saya sakit. Maka saya fight bagaimana bisa mencapai ke gelar ini sehingga orang tua saya juga berjuang untuk sembuh untuk menyaksikan saya dikukuhkan," ceritanya.
Perjuangan Prof Viska tak sia-sia karena orang tuanya menyaksikan ia dikukuhkan. Posisinya saat ini, lanjut Prof Viska, tak lepas dari dorongan Dekan FK UNAIR, Prof. Dr. Budi Santoso, dr., Sp.OG(K).
"Saya mempersiapkan ini sejak 2020 dengan segala macam tantangannya. Di mana setiap beberapa bulan berganti-ganti persyaratannya dan Alhamdullilah berhasil dikukuhkan," tandasnya.