Dosen Fakultas Kedokteran UB Meninggal karena Covid-19
Seorang dokter di Malang berinisial CC yang juga merupakan dosen purna di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Brawijaya (UB) meninggal dunia karena terinfeksi Covid-19. Dokter tersebut meninggal di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang pada Jumat, 21 Agustus, pagi tadi.
"Inggih (terkonfirmasi positif). Kemungkinan tertular dari klinik beliau," terang Humas RSSA Kota Malang, Donny Iryan pada Jumat, 21 Agustus 2020.
Donny mengatakan bahwa yang bersangkutan merupakan pasien rujukan dari Rumah Sakit Islam (RSI) Aisyiyah, Kota Malang.
"Rujukan dari RSI. Keadaan sudah menurun drastis waktu dirujuk (ke RSSA)," ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Malang Raya, Djoko Heri Hermanto menerangkan, yang bersangkutan diperkirakan terjangkit Covid-19 di kliniknya saat menangani pasien.
"Kemungkinan dari praktik pribadi. Beliau pasiennya banyak. Selama ini beliau hanya praktik pribadi sore hingga malam hari saja. Tapi pasiennya memang banyak," terangnya.
Namun tidak dijelaskan secara rinci bahwa korban membuka klinik untuk pengobatan penyakit apa. Djoko mengatakan dengan meninggalnya korban CC, semakin menambah daftar dokter yang gugur akibat Covid-19.
"Sejak Maret 2020, dokter di Malang Raya (Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu) yang terpapar Covid-19 ada 16 orang, tiga orang meninggal," jelasnya.
Djoko mengatakan, agar tidak ada lagi dokter di Malang Raya yang gugur akibat Covid-19, ia mengimbau agar masyarakat patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Kami tetap mengimbau agar seluruh lapisan masyarakat di Malang Raya untuk tetap patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan. Sangat percuma rasanya kami para dokter dan petugas kesehatan lain menggunakan APD lengkap kalau kasus Covid-19 di masyarakat Malang Raya pada khususnya, dan Indonesia pada umumnya terus bertambah atau terus meningkat," ujarnya.
Djoko menjelaskan jika masyarakat tidak patuh dan abai menerapkan protokol kesehatan. Maka ini juga berdampak kepada para petugas medis yang menangani, karena akan banyak masyarakat yang terinfeksi Covid-19.
"Lama-lama rumah sakit-rumah sakit akan penuh, petugas medis kelelahan dan pada akhirnya tenaga kesehatan juga bisa terkena Covid-19," terangnya.
Di sisi lain, pihaknya akan terus mensosialisasikan pemakaian dan pelepasan APD dengan baik bagi tenaga kesehatan dan dokter. Pihaknya juga akan mengupayakan supaya kebutuhan APD untuk dokter dan tenaga kesehatan terpenuhi.