Dorong Transformasi dalam Bidang Ekonomi, Ini Ide Muhammadiyah
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop-UKM) Teten Masduki mengatakan, menghadapi pergolakan perekonomian dunia yang sedang down, pemerintah Indonesia membutuhkan kerja sama dengan berbagai pihak. Termasuk salah satunya adalah Muhammadiyah. Sebagai oraganisasi sosial keagamaan, pengabdian Muhammadiyah untuk bangsa Indonesia tidak perlu disangsikan.
"Salah satu langkah perbaikan ekonomi Indonesia adalah melalui transformasi dalam bidang ekonomi guna mengubah struktur ekonomi yang berkeadilan," tutur Teten.
Perlu diketahui peta struktur ekonomi Indonesia saat ini masih didomimasi oleh pelaku usaha mikro dengan jumlah 63,5 juta unit, disusul usaha kecil 783.132 unit, usaha menengah 760.702 unit, serta usaha besar 5.550 unit.
“Perlu memang transformasi ekonomi supaya struktur ekonomi kita lebih adil, dimana ada pertumbuhan UMKM, dari mikro, menjadi kecil, kecil menjadi menengah, dan menengah menjadi besar. Ini tugas kita,” kata Teten dalam acara Muhammadiyah International Business Forum di Denpasar, Bali, Senin 25 November 2019.
Perubahan struktur ekonomi perlu dilakukan agar pelaku usahanya terus bergerak maju, dan tidak hanya didomimasi oleh pemain itu-itu saja. Untuk melaukan itu tidak mudah. Karena itu, butuh pendekatan kemitraan seperti yang akan kami lakukan dengan Jaringan Saudagar Muhammadiyah.
Supaya terjadi perubahan terhadap struktur ekonomi, pemerintah melakukan berbagai cara di antaranya membuka akses pembiayaan bagi UMKM melalui kredit usaha rakyat (KUR), dan bantuan modal usaha dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir UMKM, maupun jaminan akses pasar bagi produk-produk UMKM.
“Pembangunan UMKM ke depan ini mau tidak mau harus punya daya saing yang bisa komplit dengan produk-produk impor karena itu maka pembangunan UMKM ke depan harus terintegrasi dengan Global Value Chain (GVC) supaya bahan bakunya standarisasi terhubung juga dengan pasar global," katanya
Teten mengakui sektor UMKM sedang menghadapi tantangan menyusul terjadinya perlambatan ekonomi di tataran global. Walaupun berbagai upaya telah dilakukan pemerintah, lemahnya ekonomi global tersebut diakui memberi dampak pada pencapaian target pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“UMKM hadapi masalah sekaligus tantangan besar. Dimana ekonomi dunia sedang lesuh yang berimbas ke kita, ekonomi kita masih tumbuh 5 persen itupun karena belanja pemerintah dan konsumsi masyarakat. Nah konsumsi masyarakat ini ada kaitan dengan UMKM. Sudah berbagai cara dilakukan mulai dari restrukturisasi, kemudahan-kemudahan bisnis dilakukan, suku bunga diturunkan, tapi memang inflasi bisa kita tahan, tapi juga stagnasi,” tutur Teten.