Dorong Optimalisasi Dana Haji, Ini Pesan Wapres Ma'ruf Amin
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin meminta agar Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) lebih progresif dalam melakukan optimalisasi pemanfaatan dan investasi keuangan haji. Harapannya, dana haji mendapatkan nilai manfaat yang signifikan.
“Saya mendorong BPKH lebih progresif dalam melakukan optimalisasi pemanfaatan dan investasi keuangan haji, agar mendapatkan nilai manfaat secara signifikan bagi jemaah haji Indonesia,” kata KH Ma’ruf Amin saat memberikan arahan pada Raker BPKH di Istana Wapres, Jakarta, Rabu 18 Desember 2019.
Menurut Wapres, hasil optimalisasi yang dilakukan BPKH sangat penting untuk menekan biaya perjalanan ibadah haji (Bipih) yang harus dikeluarkan oleh jemaah. “Nilai manfaat pengelolaan keuangan haji selama ini sudah dirasakan masyarakat secara baik,” kata Wapres.
Terkait Bipih 1441H/2020M, Wapres minta Kemenag dan BPKH melakukan perhitungan secara lebih cermat.
“Saya mengharapkan agar Kemenag dan BPKH dapat melakukan perhitungan secara cermat terkait solusi-solusi yang terbaik,” tegas Wapres.
Selain itu, Wapres juga memandang perlunya edukasi kepada masyarakat bahwa ibadah haji adalah wajib jika mampu. Sebab, ibadah haji itu mahal secara finansial, dan memerlukan kesiapan psikologis dalam melaksanakannya.
“Kerja sama yang baik kepada semua pihak harus terus ditingkatkan. Selamat melaksanakan Raker, semoga Allah Swt selalu meridhoi terhadap pengabdian kita,” kata Kiai Ma'ruf Amin.
Sementara itu, Kementerian Agama mencanangkan 2020 sebagai tahun peningkatan kualitas ibadah atau manasik bagi jemaah haji Indonesia. Dihadiri Plh Dirjen PHU Maman Saifullah, yang membuka Sosialisasi Program Peningkatan Kualitas Manasik Haji Tahun 1441H/2020M.
Acara ini diikuti 107 peserta, terdiri atas para Kabid dan Kasi Pembinaan Haji dan Umrah pada Kanwil Kemenag provinsi se-Indonesia, praktisi penyelenggaraan haji, serta utusan Forum Komunikasi Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah.
"Jemaah berhak mendapatkan bimbingan manasik haji sejak di tanah air, dalam perjalanan, dan selama di Arab Saudi," ujar Maman.
"Jadi, nanti bimbingan ibadah kepada jemaah tidak hanya di tanah air, tetapi mulai dari asrama haji, kemudian selama di perjalanan bahkan di sektor-sektor ada bimbingan dan disiapkan pembimbingnya," lanjutnya.
Maman mengaku pihaknya sudah menginventarisir sejumlah persoalan manasik haji jemaah. Hal itu dijadikan bahan evaluasi sekaligus penguatan program manasik. Persoalan yang terodentifikasi cukup beragam, mulai dari praktik thawaf dan sai, hingga wukuf dan jamarat.
"Permasalahan yang sudah teridentifikasi ini perlu dibenahi baik secara kolektif ataupun personalnya nanti seorang jamaah harus mengetahui dan menguasai pengetahuan dasar mengenai ibadah haji sendiri," tandasnya.
Sosialisasi ini akan berlangsung tiga hari, hingga 6 Desember 2019. Hasil sosialisasi diharapkan bisa segera diimplementasikan dalam pelaksaan bimbimgan manasik, baik di KUA maupun Kankemenag Kab/Kota.
Advertisement