Dorong Geliat Peternakan, Ratusan Ternak Banyuwangi Ikuti Kontes
Ratusan ternak dari 25 Kecamatan di Banyuwangi mengikuti kontes ternak. Kontes ini bertajuk Banyuwangi Livestock Contest 2023. Ada 300 ternak sapi dan kambing unggulan turut serta dalam kontes ternak bergengsi ini.
Kepala Bidang Budidaya Usaha Peternakan, Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Abdul Razak, mengatakan, pelaksanaan kontes ini untuk mengungkit usaha peternakan di Banyuwangi pasca pandemi. Menurutnya, saat pandemi COVID-19, para peternak seolah hidup segan mati tak mau.
“Sehingga kami butuh sentuhan agar gairah peternak kita bisa muncul kembali,” jelasnya.
Penilaian kontes meliputi kesehatan ternak, berat, tinggi dan panjang ternak. Dia menyebut, dengan kontes ini, diharapkan dapat mendongkrak penjualan dan harga ternak sapi di Banyuwangi. Agenda kontes digelar menjelang Idul Adha.
Ada 16 kategori yang diperlombakan dalam kontes ternak kali ini. Peserta kontes 150 sapi dan 150 kambing dan domba. Yang paling bergengsi adalah kategori sapi ekstrem. Target pemenang kontes sapi kategori ekstrem bobotnya lebih baik dari kontes yang ada di kabupaten dan kota di Jawa Timur.
“Di Jawa Timur paling berat di Situbondo, dengan bobot 1 ton 16 kg. Target kita harus lebih tinggi dari itu,” ujar Abdul Razak.
Kategori ekstrem ini, lanjut Abdul Razak, merupakan ternak sapi yang tertinggi, terpanjang, dan terberat tanpa melihat jenis sapinya. Apakah itu sapi jenis brahma, limosin atau sumental. Abdul Razak menyebut, rekor bobot terberat yang dicatatkan Banyuwangi adalah 1 ton 20 Kg pada kontes di tahun 2019 dari jenis sapi sumental. Sedangkan kategori kambing rekor beratnya adalah 116 kg.
Untuk mencapai target bobot sapi ekstrem ini, pria yang akrab dipanggil Zaki ini menjelaskan, program yang dilakukan Dinas dipastikan menyentuh akar rumput. Artinya yang tersentuh program bantuan benar-benar kelompok peternak bukan kelompok yang mengatasnamakan kelompok peternak tapi anggotanya bukan peternak.
“Karena ketika program kita diterima bukan peternak tentu itu akan gagal. Sehingga kami sangat selektif dalam pemberian bantuan yang menggunakan uang negara,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya juga melakukan pendampingan usaha peternakan, ada bimbingan ternak, pelatihan, dan juga temu usaha peternakan yang mengumpulkan peternak se-Banyuwangi dalam rangka membangun jaringan sehingga peternak bisa menjual ternaknya.
“Karena kelemahan peternak di seluruh Indonesia itu adalah marketing. Bagaimana pemerintah memfasilitasi sehingga ternak tersebut bisa dijual dengan harga yang menguntungkan,” ujar Abdul Razak.
Untuk mengantisipasi penyakit LSD dan PMK, pihak dinas terkait sudah mengantisipasi dengan melakukan vaksinasi. Dia juga memberikan bimbingan peternakan yakni bagaimana beternak dengan baik agar ternak itu sehat. Karena pencegahan itu lebih baik daripada pengobatan.
“Semua (ternak) peserta wajib melakukan vaksin dua kali, harus sapi asli Banyuwangi yang dibuktikan dengan penandaan di telinga dan ber-KTP ternak namanya elektronik ternak wangi,” pungkas Abdul Razak.