Donald Trump, Saat Pidato Kampanye Capres di Suku Pedalaman
Donald Trump, di antara, Presiden AS yang beruntung menyelami kehidupan masyarakatnya. Siapa bilang ketika ia menang dulu hanya memanfaatkan media sosial, tanpa bersusah-susah. Inilah humornya.
Donald Trump dikenal menikmati kehidupan penuh glamor. Di tengah-tengah para pesolek cantik di negerinya. Ketika memasuki masa kampanye capres, ia terpaksa harus memberikan pidato kampanye di pemukiman suku pedalaman.
Ia pun mencoba untuk mengumpulkan suara dari orang asli pedalaman.
"Jika terpilih, saya berjanji memberikan fasilitas pendidikan yang lebih baik bagi penduduk asli di sini," katanya.
Kerumunan berjalan liar, berteriak "Hoya! Hoya!"
Sebagai calon presiden, ketika itu Trump, tidak tahu apa arti kata itu. Tapi dia mendapati bahwa massa terlihat bersemangat, sehingga ia melanjutkan.
"Saya berjanji untuk mengusulkan undang-undang yang memungkinkan sebuah pabrik dan lapangan kerja yang akan dibangun di lokasi ini," katanya.
Kerumunan mendapatkan bahkan semakin menggila, dan terus berteriak "Hoya!" berulang-ulang.
Didorong oleh sorak-sorai, ia menyelesaikan pidatonya: "Dan jika terpilih, saya berjanji untuk menjamin perawatan kesehatan dan pekerjaan pilihan yang lebih baik untuk penduduk asli di sini!"
Kerumunan di puncaknya, menghentak-hentakkan kaki mereka dan berteriak "Hoya Hoya! Hoya!"
Pidatonya selesai, Donald Trump berjabat tangan dengan beberapa warga asli. Ia mencium beberapa bayi, dan memutuskan untuk pergi melanjutkan kampanye ke tempat yang lain.
Dalam perjalanannya masih di sekitar wilayah yang sama, sang calon presiden ini kemudian melewati kawanan besar ternak, dan berkata kepada pemandunya, "Aku dibesarkan di sebuah peternakan, dan aku selalu mencintai ternak. Keberatan kalau aku pergi dan melihat lebih dekat?"
"Tentu," kata pemandu, "tapi harap hati-hati agar tidak menginjak hoya".