Domba Banyuwangi Mati Misterius, Pelakunya Tertangkap Camera Trap
Teka-teki penyebab matinya lima ekor domba milik Yusuf, 48 tahun, warga Dusun Persen, Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi menemui titik terang. Dari hasil rekaman camera trap yang dipasang pihak Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) di kandang domba milik Yusuf, diduga kuat domba tersebut mati akibat gigitan anjing liar kampung.
Koordinator Perlindungan TNAP, Sucipto menyatakan sehari setelah kejadian matinya lima ekor domba itu, pihaknya memasang camera trap di kandang domba milik Yusuf. Ada empat camera trap yang dipasang di sekitar kandang tersebut. Tiga camera dipasang di dalam kandang, satu dipasang di pintu masuk kandang. “Kamera trap yang biasa kami gunakan di kawasan (TNAP) yang biasa kami gunakan untuk identifikasi atau inventarisasi satwa,” jelasnya, Senin, 7 Juni 2021.
Dari hasil rekaman camera trap yang dipasang, tampak kawanan anjing liar kampung datang ke kandang domba tersebut. Anjing liar kampung ini terdeteksi pada camera trap pada Minggu, 6 Juni 2021 sekitar pukul 00.24 WIB. “Memang hasil camera trap itu ternyata itu anjing kampung liar bukan macan yang selama ini beredar,” jelasnya.
Dia menyebut, sejak awal dirinya sudah meyakini bahwa yang menyerang domba itu bukan macan tutul. Sebab berdasarkan data yang disampaikan, termasuk potret, dan hasil olah TKP menguatkan kesimpulan bahwa itu bukan macan tutul. Karena, kata dia, tipikal macan tutul kalau berburu pasti dibawa. Macan tutul membunuh untuk dimakan. “Tidak membunuh terus dibiarkan gitu,” terangnya.
Dalam rekaman camera trap, sambungnya, ada tiga ekor anjing liar kampung yang datang ke kandang tersebut. Dua ekor anjing masuk ke dalam kandang sementara anjing yang satunya berada di luar kandang. Dari 4 camera trap yang dipasang di kandang itu, ada 3 camera trap yang mendeteksi kehadiran anjing liar kampung itu. “Camera trap yang di bawah kandang ada dua, itu yang mendeteksi. Kemudian kamera satu yang di luar yang di posisi keluar masuknya kandang,” bebernya.
Sucipto juga memastikan bahwa anjing yang terekam camera trap itu bukan anjing liar hutan atau ajag. Menurutnya, ajag posturnya lebih kecil dan selalu beraktivitas dalam kelompok besar. Dalam satu kelompok biasanya ada 10-15 ajag. “Kalau anjing hutan posturnya lebih kecil kemudian dalam kelompok besar tidak mungkin cuma tiga ekor. Karena sudah sifatnya,” pungkasnya.
Untuk diketahui pada Minggu 30 Mei 2021, lima ekor domba milik Yusuf diketahui mati dalam kandangnya. Domba-domba itu mati dalam dengan ciri-ciri yang sama yakni ada bekas gigitan pada bagian lehernya.
Anehnya lagi, dari lima domba yang mati seluruh dagingnya utuh. Hanya ada satu domba yang organ dalamnya hilang.