Dollar AS Kembali Menguat usai Tersungkur Rudal Korut
Jakarta: Nilai tukar dolar AS kembali menguat setelah sempat tersungkur pekan ini karena peluncuran rudal jarak menengah Korea Utara. Mata uang Paman Sam itu diperdagangkan lebih tinggi pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena para investor mencerna sejumlah laporan ekonomi yang lebih kuat.
Lapangan pekerjaan sektor swasta AS meningkat sebanyak 237.000 pekerjaan pada Agustus, jauh di atas konsensus pasar 185.000, menurut Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP yang dirilis pada Rabu (30/8). Laporan ADP sering dilihat sebagai pratinjau untuk data penggajian non pertanian (nonfarm payrolls) AS yang diawasi secara ketat, yang akan keluar pada Jumat (1/9).
Produk domestik bruto (PDB) AS juga meningkat pada tingkat tahunan 3,0 persen di kuartal kedua 2017, menurut perkiraan kedua yang dikeluarkan oleh Departemen Perdagangan pada Rabu (30/8). Pasar telah mengamati dengan cermat langkah Federal Reserve selanjutnya.
Ekspektasi untuk kebijakan moneter ketat di Amerika Serikat telah diperlemah baru-baru ini oleh data inflasi yang lembut. Ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga pada Desember kini hanya 35,7 persen, menurut alat FedWatch CME Group.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,68 persen menjadi 92,877 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1887 dolar AS dari 1,1993 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2922 dolar AS dari 1,2928 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7897 dolar AS dari 0,7963 dolar AS.
Menurut kantor beritas Xinhua, dolar AS dibeli 110,41 yen Jepang, lebih tinggi dari 109,57 yen pada sesi sebelumnya. Dolar AS juga naik menjadi 0,9634 franc Swiss dari 0,9534 franc Swiss, dan mencapai 1,2634 dolar Kanada dari 1,2528 dolar Kanada. (ant/azh)