Dokter Gigi Alumnus Unair Bagikan Tips Rawat Gigi Pada Anak
Masalah gigi berlubang atau karies pada anak sering dijumpai dalam masa pertumbuhan. Bahkan, masalah gigi berlubang menduduki urutan pertama sebagai penyakit kronis yang paling banyak dialami oleh anak usia sekolah.
Melihat hal tersebut, dosen kedokteran gigi anak Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga (FKG Unair) dokter gigi Tania Saskianti, memberikan tips mengatasi masalah gigi berlubang pada anak.
Adapun tips tersebut ialah:
Sikat Gigi Sehari Dua Kali
Dokter gigi RSUA ini mengatakan, hal yang paling penting dilakukan adalah sikat gigi sehari dua kali pada waktu yang tepat yaitu sebelum tidur malam dan setelah sarapan pagi. Menggosok gigi sebelum tidur sangat dianjurkan karena saat tidur selama delapan jam tidak terdapat air saliva (air ludah, Red) pada mulut si kecil.
Sehingga jika bakteri tidak segera dihilangkan saat sebelum tidur, maka akan membuat rongga mulut menjadi asam dan menyebabkan gigi berlubang. “Kalau misal ingin sikat gigi di tengah-tengah dua waktu tersebut pun diperbolehkan, yang penting dua waktu itu harus dilakukan,” ungkap Tania.
Pemilihan Pasta Gigi
Dokter lulusan Unair ini juga menganjurkan, pemilihan pasta ber-fluoride untuk anak yang sudah bisa berkumur. Sebab, kandungan fluoride dapat menguatkan gigi. Namun Tania tidak menganjurkan terlalu banyak penggunaan pasta gigi agar kandungan fluoride tidak tertelan.
Besar penggunaan pasta gigi untuk anak 6 tahun sebesar biji kedelai dan untuk anak di atas 6 tahun sebesar biji jagung. Kemudian, untuk anak-anak yang belum bisa berkumur jangan diberikan pasta gigi yang mengandung fluoride.
“Fluoride yang masuk ke tubuh dalam jumlah banyak akan menjadi toksik. Cuma memang karena untuk pencegahan, kandungan fluoride pada pasta gigi anak itu sedikit, jadi tidak berbahaya jika sesekali tertelan,” tandasnya.
Perhatikan Durasi Menggosok Gigi
Menurut Tania, cara menggosok gigi yang benar yaitu tiga putaran untuk satu regio. Jika terlalu cepat maka akan menjadi tidak bersih. Sebaliknya jika terlalu lama akan mengakibatkan abrasi dan melukai permukaan gigi,
“Kadang pada anak mungkin belum terlihat jika terjadi abrasi, namun kalau sudah dewasa biasanya mengeluh gigi linu padahal tidak ada lubang, itu disebabkan karena durasi sikat gigi yang lama,” ujarnya.
Menyikat Lidah
Tania menyebutkan bahwa tidak hanya gigi yang disikat, namun lidah pun juga harus disikat. Karena permukaan lidah tidak halus, terdapat papilla atau serabut kecil di sepanjang permukaan lidah, sehingga jika tidak dibersihkan sisa makanan akan menumpuk dan menyebabkan tumbuhnya jamur, bau mulut, hingga infeksi.
Ke Dokter Gigi 6 Bulan Sekali
Dalam enam bulan sekali dokter gigi bisa mendeteksi lubang gigi dan juga yang akan lubang, selain itu juga bisa mendeteksi adanya gusi merah, sariawan, serta indikasi gigi akan berdesakan.
"Melalui pemeriksaan rutin bisa terdeteksi lebih dini jika terjadi gangguan pun yang berisiko mengalami gangguan. Sehingga perawatan yang diberikan tidak terlalu rumit. Untuk itu dianjurkab orang tua rajin memeriksakan gigi anak 6 bulan sekali," pungkas dokter yang juga bertugas di RS Unair itu (RSUA).
Advertisement