Dokter di Saiful Anwar Belajar Memakai dan Buang APD Yang Benar
RSUD Dr Saiful Anwar Malang melakukan pelatihan penggunaan Alat Pelindung Diri Covid-19. Pelatihan dilakukan guna mendukung upaya rumah sakit milik provinsi Jawa Timur itu setelah dinyatakan sebagai salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 bersama RSUD Dr Soetomo serta RSUD Sudono Madiun.
"Lebih dari 300 tenaga kesehatan mengikuti pelatihan terdiri dari DPJP, PPDS dan Perawat yang langsung menangani COVID-19, dibagi beberapa sesi," ujar Kepala Bidang Pengembangan Profesi RSUD Dr Saiful Anwar Malang, Sri Endah Noviani, SH, M.Sc dalam keterangan tertulisnya pada Ngopibareng.id, Selasa, 14 April 2020.
Selain tenaga kesehatan yang langsung menangani pasien, peserta pelatihan ini terdiri dari petugas laboratorium, petugas pemulasaraan jenazah, petugas gizi dan juga cleaning service.
Pelatihan dilakukan mulai dari mengecek kualitas APD, pemakaian APD yang terdiri dari baju hazmat, kacamata/google, masker N-95 dan pelindung kepala. Selain itu, cara membuka tempat sampah waktu pembuangan APD juga dilatih agar sesuai standart Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI).
Sri Endah mengatakan, pelatihan ini dilatar belakangi oleh semakin tingginyanya penyebaran Covid-19. Dengan penggunaan APD yang benar diharapkan dapat memutus rantai penyebaran, terutama dari pasien kepada petugas kesehatan yang merawatnya.
Sementara itu, untuk memaksimalkan layanan terkait Covid-19, RSUD Dr Saiful Anwar juga membuka klinik khusus untuk Rawat Jalan, IGD khusus, Ruang Isolasi serta Ruang Perawatan Intensive untuk pasien-pasien terkait COVID-19.
Sementara itu hingga, Senin, 13 April 2020 jumlah masyarakat yang berkunjung untuk memeriksakan diri terkait Covid-19 di Saiful Anwar mencapai 673 orang. Mereka tidak hanya berasal dari Malang namun juga dari beragam daerah di Jawa Timur.
Sedangkan yang sudah dan dalam perawatan di RSSA saat ini sebanyak 35 orang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) dan 5 orang pasien positif Covid-19. Dari sekian banyak pasien terkait COVID-19. Tidak semua pasien harus dirawat inap di ruang isolasi rumah sakit, bagi mereka yang tidak memerlukan perawatan klinis disarankan untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing.