Dokter Bedah Spesialis Pilih Mundur Usai Diminta Buka Hijab pihak Rumah Sakit
Kasus pelarangan berhijab di lingkungan tempat bekerja kembali ramai. Kali ini menimpa dr Diani Kartini, SpB Subsp.Onk, memilih mengundurkan diri dari tempatnya bekerja di Rumah Sakit Medistra Jakarta Selatan.
Musababnya dokter spesialis bedah dimaksud menolak melepaskan hijab sesuai aturan kerja di lingkungan rumah sakit tersebut.
Kasus pelarangan berhijab di lingkungan kerja ini menjadi perhatian masyarakat dan viral di media sosial. Atas pelarangan itu, dr Diani memilih mengajukan pengunduran diri. Dokter bersangkutan kemudian mengirimkan surat kekecewaan ke Manajemen RS Medistra tertanggal 29 Agustus 2029. Surat tersebut kini ramai di media sosial. Isi suratnya,
Selamat Siang Para Direksi yang terhormat.
Saya Ingin menanyakan terkait persyaratan berpakaian di RS Medistra.
Beberapa waktu lalu, asisten saya dan juga kemarin kerabat saya mendaftar sebagai dokter umum di RS Medistra. Kebetulan keduanya menggunakan hijab.
Ada pertanyaan terakhir di sesi wawancara, menanyakan terkait performance dan RS Medistra merupakan RS internasional, sehingga timbul pertanyaan Apakah bersedia membuka hijab jika diterima.
Saya sangat menyayangkan jika di zaman sekarang masih ada pertanyaan rasis. Dikatakan RS Medistra berstandar internasional tetapi mengapa masih rasis seperti itu?
Salah satu RS di Jakarta selatan, jauh lebih ramai dari RS Medistra, memperbolehkan semua pegawai baik perawat, dokter umum, spesialis, dan subspesialias menggunakan hijab.
Jika RS Medistra memang RS untuk golongan tertentu, sebaiknya jelas dituliskan saja kalau RS Medistra untuk golongan tertentu sehingga jelas siapa yang bekerja dan datang sebagai pasien.
Sangat disayangkan sekali dalam wawancara timbul pertanyaan yang menurut pendapat saya ada rasis.
Apakah ada standar ganda cara berpakaian untuk perawat, dokter umum, dokter spesialis, dan sub spesialis di RS Medistra? Terimakasih Atas perhatiannya.” tulis surat tersebut, dikutip pada Senin 2 September 2024.
Sebelumnya Manajemen Rumah Sakit Medistra Jakarta Selatan meminta maaf kepada public. Yaitu munculnya isu diskriminasi yang dialami seorang kandidat tenaga Kesehatan saat proses rekrutmen.
Menyusul munculnya kegaduhan terkait isu diskriminasi yang dialami salah seorang kandidat tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen.
Direktur RS Medistra Agung Budisatria tidak secara gamblang membenarkan atau membantah soal isu larangan hijab tersebut. Ia hanya menyebut temuan tersebut kini tengah dalam penanganan manajemen.
"Kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang ditimbulkan akibat isu diskriminasi yang dialami oleh salah seorang kandidat tenaga kesehatan dalam proses rekrutmen," katanya pada wartawan dikutip Senin 2 September 2024.