Doa Tanpa Daya: Rintihan Suci KH Mustofa Bisri di Puncak Pandemi
Doa adalah senjata kaum Mukmin. Apalagi dalam suatu kondisi terdesak, bagi seorang Mukmin, doa harus dipanjatkan dan digaungkan sehingga membuka pintu langit sehingga Allah Subhanahu wa-ta'ala (Swt) mengabulkannya.
Di masa pandemi Covid-19, KH Ahmad Mustofa Bisri yang akrab disapa Gus Mus melantunkan doa untuk negeri agar mendapat rahmat dan ampunan dari Allah Swt. Ulama yang sastrawan ini melantunkan doa yang indah yang bisa menjadi muhasabah atas pandemi Covid-19 yang belum berakhir kini.
Dua Jenis Doa Menurut Gus Mus
Menurut Pengasuh Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh-Rembang, Jawa Tengah, KH Ahmad Mustofa Bisri, doa yang dipanjatkan abd (hamba) kepada sang Khaliq (Allah SWT) terdapat 2 jenis.
Pertama, terang kiai nyentrik yang akrab disapa Gus Mus ini, doa yang isinya ijazah dari Ulama. Pengamal doa meski tak paham maksud doa tersebut tetap mendapat ganjaran, pahala dari Allah. Saat kita menerima ijazah doa dari seorang alim, terus diamalkan berarti dapat ganjaran walaupun tidak tahu artinya.
Kedua, doa yang isinya meminta, dikabulkan Allah plus dapat pahala. Ini yang menjadi idaman setiap mukmin. Dalam setiap doa sebaiknya diawali dengan pembacaan Shalalawat Nabi Shallallahu alaihi wasallam (Saw).
Doa Tanpa Daya, Rintihan Suci di Puncak Pandemi
Gus Mus membacakan doa yang menyentuh hati, berjudul "Doa Tanpa Daya", beredar di media sosial dan diakses umat Islam Indonesia di seluruh dunia. Doa ini dipanjatkan Gus Mus pada saat pandemi memuncak, sehingga pemerintah memberlakukan PPKM Darurat, sepanjang Juli 2021 hingga awal Agustus 2021.
Menurut Gus Mus, "Sedianya doa ini akan aku bacakan semalam di acara "Takhtiman Shalawat Nariyah" melalui Zoom bersama TVNU, tapi aku tak berhasil masuk bergabung". Demikian disampaikan Gus Mus melalui akun instagram-nya, Selasa 28 Juli 2021.
Berikut Doa Tanpa Daya, dibaca Gus Mus yang menyentuh hati:
Doa Tanpa Daya
BismiLlãhirRahmãnirRahïm
Ya Qaadiru ya Muqtadiru
Ya Qahhaaru ya Jabbaaru
Ya Allah! Ya Tuhan kami yang Maha Kuasa, Maha Berkuasa dan Maha Perkasa, ampunilah kami, hamba-hamba-Mu yang tak berdaya dan sering lupa, berlagak kuasa dan memamerkan keperkasaan kepada sesama. Kami nyatakan bersalah, kami mengaku lemah. Laa haula wa laa quwwata illaa billah.
Ya ‘Aliyuu Ya Kabiir... Wahai Tuhan yang Maha Luhur dan Maha Besar. Yaa Maalikal Mulk,, Ya Zaljalaali wal Ikram.... Wahai Tuhan yang Menguasai segala, Wahai Tuhan yang memiliki Keagungan dan Kemurahan, Engkau memiliki wewenang atas segala, berhak berbuat apa saja.
Kami tidak berhak dan tidak pantas bertanya mengapa, Engkau renggut ribuan saudara-saudara kami, mereka adalah milikMu, mereka adalah hamba-hambaMu, kami adalah milikMu, semuanya adalah milikMu, kepadaMu-lah kami kembali.
Inna lillahi wa Inna ilaihi raajiun
Kami hanya memohon, ampunilah kami dan saudara-saudara kami.
Yaa Ghaffaar Yaa Ghafuur.... Wahai Tuhan yang Maha Pengampun dan Suka Mengampuni, Rahmatilah kami, dan saudara-saudara kami.
Ya Rahman Ya Rahiim... Wahai Tuhan yang Maha Pengasih Maha Penyayang, jadikanlah musibah yang menimpa kami sebagai tebusan dosa-dosa kami, dan jadikanlah kepiluan dan kepedihan kami sebagai lecutan supaya kami benar benar bartaubat dan memperbaiki diri.
Ya Latifu Ya Haliim... Wahai Tuhan yang Maha Lembut dan Maha Pemaaf, Engkau mengetahui kami sangat lemah dan rintih, maka maafkanlah kami bila bersedih dan merintih, bukan karena tidak menerima qadha dan qhadarMu, tapi karena semata-mata menadah rahmatMu.
Ya Qawiyyu ya Matin... Wahai Tuhan yang Maha Kuat dan Maha Tangguh, wahai sumber segala kekuatan dan ketangguhan, rahmatilah kami dan berikanlah keteguhan dan kekuatan kepada kami.
Ya Tawwabu, Ya Muntaqim.. Wahai Tuhan yang Maha menerima taubat, Wahai Tuhan yang Maha Menghukum, apabila yang melanda kami saat ini adalah cobaan, ampunilah kami. Kami mengaku tak tahan lagi, jadikanlah ini cobaan-Mu yang terakhir bagi bangsa ini, apabila ini merupakan hukuman dari-Mu, ampunilah kami, kami menyatakan taubat.
Laa Ilaha Illa anta, subhanaka inna kunna minadzolimin... Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sungguh kami termasuk orang-orang yang zalim. Ya Allah betapapun besarnya dosa kami, di lautan pengampunanMu yang agung kiranya tak berarti. Hanya kepadaMu-lah kami memohon ampun, hanya Engkau yang mengampuni, apabila Engkau tutup pintu pengampunanMu, ke pintu mana lagi kami akan mengetuk?.
Rabbana dzalamna anfusana wa illam taghfirlana wa tarhamna lanakunna minal khasiriin... Ya Allah Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri, apabila Engkau tidak mengampuni dan merahmati kami, niscaya kami benar-benar tergolong orang-orang yang merugi.
Rabbana aatina min ladunka rahmatan wa hayyi’ Lana min amrina rasyada... Ya Tuhan kami, berikanlah kami rahmat dari sisiMu, dan sempurnakanlah untuk kami kebenaran dalam urusan kami.
Aamiin Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.
Catatan:
KH Ahmad Mustofa Bisri memberi penjelasan lebih jauh soal doa, antara meminta kepada Allah Swt dan mendapat pahala. Misalnya, pada saat membaca Al-Fatihah, pada ayat "iyyaka na’budu waiyyaka nastain" dibaca 11 kali sembari membatin permintaan apa yang hendak diminta. "Tidak perlu banyak tanya kenapa 11 kali,” jelasnya lagi.
Sesepuh Nahdlatul Ulama ini menambahkan, permintaan yang dipanjatkan kepada Allah hendaknya yang paling dibutuhkan. Misalnya agar segera dapat menantu, bisa membayar utang, bisa membangun rumah dll.
“Saat membatin doanya jangan sampai temannya tahu dan harus yakin yang diminta pasti dikabulkan,” lanjutnya disambut tawa jamaah.
Jika doa tak kunjung dikabulkan, Gus Mus menuturkan terdapat dua kemungkinan. Pertama, karena tidak begitu yakin akan dikabulkan. Kedua, diberi yang lebih bermanfaat oleh Allah Swt. ”Gusti Allah lebih tahu apa yang lebih manfaat yang akan diberikan untuk orang yang berdoa.”
Demikian Gus Mus, memberi penjelasan. Semoga bermanfaat.
Advertisement