Doa si Gareng, dari Penjual Sate hingga Dikelilingi Emak-emak
Jagat pewayangan, setelah mengalami ketegangan dalam kisah, maka terjadilah goro-goro. Di sinilah, adegan dipenuhi dengan lelucon dan kisah-kisah yang meleraikan ketegangan.
Dikenal ada tokoh-tokoh Punawan, seperti Ki Semar Badranaya, Gareng, Petruk dan Bagong. Mereka saling ejek, sekaligus membahas sesuatu yang menghadirkan hikmah. Meskipun kerap yang dibicarakan menimbulkan lelucon dan kelucuan. Seperti ini:
Gareng ingin segera sukses, dia pun berdoa.
"Ya Tuhan..! Jadikan aku orang yang cuma dengan kipas-kipas saja. Uang mendatangiku...!"
Jreeeng.....!!!
Tak lama kemudian si Gareng jadi penjual sate.
Tidak puas dengan itu, dia berdoa lagi: "Ya Tuhan..! Jadikan aku orang yang hanya dengan duduk goyangkan kaki bisa dapat rezeki...!"
Jreeeng.....!!!
Sesaat kemudian si Gareng jadi tukang jahit.
Masih tak puas, dia berdoa lagi: "Ya Tuhan...! Jadikan aku orang yang hanya dengan duduk diam uang mendatangiku...!"
Jreeeng.....!!!
Dua jam kemudian si Gareng jadi penjaga WC umum di terminal.
Dia masih penuh harapan sambil berdoa lagi: " Ya Tuhan..! Kali ini saja jadikan aku yang bisa memerintah orang kaya. Jadikan aku hamba-Mu yang bisa mengatur mereka dengan leluasa dan kuasa...!"
Jreeeng.....!!!
Empat jam kemudian si Gareng jadi tukang parkir.
Masih belum puas atas hasil dari berdoanya, Gareng berdoa lagi : "" Yaaaaaa Tuhan..! Mohon sekarang jadikan aku orang yang berwibawa. Tatapanku disegani orang. Setiap yang bertemu denganku merasa sungkan."
Jreeeng.....!!!
Tak lama kemudian si Gareng jadi debt collector.
"Ya Tuhan...! Kok salah melulu...! Jadikan hamba-Mu ini seorang yang punya banyak pengikut. Ke mana pun hamba-Mu ini melangkah, pengikutku selalu menaatiku...!"
Jreeeng.....!!!
Sehari kemudian si Gareng jadi tukang ngangon (penggembala) bebek.
"Ampuuun salah lagi," si Gareng bergumam kurang puas. Dia berdoa lagi: "Ya Tuhan...! Tolonglah terakhir ini jadikan hamba-Mu ini seorang yang senantiasa dikelilingi para perempuan!"
Jreeeng.....!!!
Tiga jam kemudian si Gareng jadi tukang sayur keliling.
Ia merasa capek. Makanya hari ini si Gareng berdoa lagi: "Yaaa Tuhan...! Aku kapok berdoa yang muluk-muluk. Sekarang aku minta hidupku biasa saja. Penuh tawa ceria dan selalu Bersyukur seperti yang sedang membaca kisah ini!"
Jreeeeeng.....!!!
Si Gareng sekarang sedang baca kisah ini sambil senyum-senyum. Kita semua adalah si Gareng.
Catatan:
*) Hikmah yang bisa diambil dari kisah ini: Hidup bukan tentang apa yang dikabulkan, tetapi tentang berapa banyak yang kita syukuri. Saling mengingatkan, selalu bersyukur.
Advertisement