Doa Naik Membumbung ke Atas, Sebab Bencana Datang dari Langit
"Siapa pun, harus menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak Allah SWT. Tetapi harus disadari pula bahwa kehendak Allah terjadi tidak secara sewenang-wenang.
"Kita masih diperintahkan untuk berusaha. Salah satu usaha itu adalah doa kepada Allah subhanahu wa ta'ala".
Demikian penegasan Ulama Tafsir Indonesia, Profesor Muhammad Quraish Shihab. Tak lupa, penyusun Tafsir Al-Misbah ini, mengajak umat Islam untuk berusaha, salah satunya dengan doa, dalam menghadapi setiap bencana dan wabah penyakit.
Penerima Anugerahi Bintang Tanda Kehormatan Tingkat Pertama bidang Ilmu Pengetahuan dan Seni dari Pemerintah Mesir ini menjelaskan:
Doa amat penting. Allah telah menyatakan dalam Surat Al-Furqan ayat 77. Artinya, “Katakanlah (Muhammad kepada orang-orang musyrik), ‘Tuhanku tidak akan mengindahkan kamu, kalau tidak karena doamu. (Tetapi bagaimana Dia mengindahkan kamu), padahal sungguh kamu telah mendustakan (rasul dan Al-Qur’an)? Karena itu, kelak (azab) pasti (menimpamu).’”
Pesan Rasulullah Saw
Begitu juga hadis Nabi Muhammad yang menyatakan bahwa takdir tidak akan berubah kecuali dengan doa. "La yaruddul qadara illad du'a." Artinya,“Tidaklah mengubah suatu takdir melainkan doa.”
"Bencana jatuh dari langit. Doa naik membumbung ke atas. Doa bertemu dengan bencana, bisa jadi bencana dialihkannya sehingga tidak turun ke bumi. Bisa jadi juga diperlemah kejatuhannya sehingga dia jatuh bagaikan di atas tumpukan jerami. Oleh karena itu doa sangat dianjurkan," terangnya.
Menurut penulis buku Wawasan Al-Quran ini, Allah menyatakan tidak akan menghukum hamba-Nya selama mereka beristighfar. Artinya, “Allah tidak akan menyiksa mereka selama kamu ada di tengah mereka. Allah tidak akan menghukum mereka, sementara mereka memohon ampun,” (Surat Al-Anfal ayat 33).
"Mari kita memanjatkan doa dengan beristighfar sambil bershalawat kepada Rasulullah SAW," ajak penulis Tafsir Al-Misbah itu.
Di sisi lain, Prof Quraish mengingatkan bencana tersebut mengharuskan siapa pun untuk merenung. "Bencana ini mengharuskan kita merenung, mengapa terjadi? Lalu kita berusaha untuk memperbaiki diri guna terhindar darinya," katanya.
Advertisement