Doa Mengangkat Tangan Bid'ah? Ini Penjelasan Ulama Pesantren
Hal-hal kecil dalam ibadah umat Islam, ada menimbulkan perbedaan pendapat. Ada anggapan, oleh sementara kelompok, doa dengan mengangkat tangan itu bid'ah. Tapi, dengan mengangkat tangan justru terasa keseriusan dalam memohon kepada Allah Ta'ala bagi orang lain.
Bagaimana soal ini? Ust Ma'ruf Khozin, Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Timur memberi catatan penting berikut:
Saya mendapat 'teguran' soal postingan sebelumnya. Bid'ah yang dituduhkan tidak terletak pada doanya, tapi doa mengangkat tangan. Saya menyanggupi untuk menjawab. Alhamdulillah, karena di Makkah sudah tidak ada kegiatan reguler dengan para jemaah maka saya bisa menulis dengan rinci.
Begini, hadis tentang mengangkat tangan ada banyak sekali. Sehingga ada sebagian ulama yang memberlakukan keseluruhan, ada hanya menggunakan sebagian saja dan seterusnya. Di Ilmu Ushul Fiqh hal ini lumrah terjadi. Tergantung ijtihad masing-masing ulama.
- Hanya Khutbah Istisqa'
Ada ulama yang hanya menganjurkan untuk angkat tangan saat berdoa ketika khutbah Istisqa' saja, karena Sahabat Anas cuma menyebut di momen ini saja:
ﻋﻦ ﺃﻧﺲ ﺑﻦ ﻣﺎﻟﻚ، ﻗﺎﻝ: «ﻛﺎﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻻ ﻳﺮﻓﻊ ﻳﺪﻳﻪ ﻓﻲ ﺷﻲء ﻣﻦ ﺩﻋﺎﺋﻪ ﺇﻻ ﻓﻲ اﻻﺳﺘﺴﻘﺎء»
Anas bin Malik berkata bahwa Nabi shalallahu alaihi wasallam tidak mengangkat kedua tangan dalam doanya kecuali saat Istisqa' saja (HR Bukhari)
- Nash Hadis Mengangkat Tangan
Bagi ulama lain yang menemukan riwayat sahih tentang mengangkat tangan tetap dianjurkan, misalnya:
1. Saat di Arafah
قَالَ أُسَامَةُ بْنُ زَيْدٍ كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِعَرَفَاتٍ فَرَفَعَ يَدَيْهِ يَدْعُو
Usamah bin Zaid berkata: “Saya di belakang Nabi di Arafah, lalu Nabi mengangkat kedua tangannya seraya berdoa” (HR al-Nasai)
2. Saat di Mina
فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ طَوَافِهِ أَتَى الصَّفَا فَعَلاَ عَلَيْهِ حَتَّى نَظَرَ إِلَى الْبَيْتِ وَرَفَعَ يَدَيْهِ فَجَعَلَ يَحْمَدُ اللَّهَ وَيَدْعُو بِمَا شَاءَ أَنْ يَدْعُوَ.
Jika Rasulullah selesai tawaf, maka menuju ke Shafa dan naik ke atasnya hingga melihat Ka’bah, mengangkat kedua tangannya, memuji Allah dan berdoa (HR Muslim)
3. Saat di Kuburan
ثُمَّ انْطَلَقْتُ عَلَى إِثْرِهِ حَتَّى جَاءَ الْبَقِيعَ فَقَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ ثُمَّ رَفَعَ يَدَيْهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ (رواه مسلم)
Saya (Aisyah) berjalan di belakang Nabi, hingga Nabi sampai di makam Baqi’, lalu berdiri lama, kemudian mengangkat kedua tangannya, sebanyak 3 kali (HR Muslim)
- Keumuman Hadis Semua Doa
Namun ada hadis lain yang secara umum namanya berdoa dan meminta adalah dengan mengangkat kedua tangan. Hadis tersebut adalah:
الْمَسْأَلَةُ أَنْ تَرْفَعَ يَدَيْكَ حَذْوَ مَنْكِبَيْكَ أَوْ نَحْوَهُمَا وَالاِبْتِهَالُ أَنْ تَمُدَّ يَدَيْكَ جَمِيعًا. (رواه أبو داود)
“Doa adalah engkau mengangkat 2 tangan searah kedua pundakmu... Bersungguh-sungguh dalam doa dengan memanjangkan kedua tanganmu” (HR Abu Dawud)
Syekh Utsaimin di salah satu fatwanya juga sependapat dengan menyampaikan argumen:
ﻓﺭﻓﻊ اﻟﻴﺪﻳﻦ ﻓﻲ اﻟﺪﻋﺎء اﻷﺻﻞ ﻓﻴﻪ اﻻﺳﺘﺤﺒﺎﺏ ﻷﻧﻪ ﻣﻦ ﺁﺩاﺏ اﻟﺪﻋﺎء ﻭﻣﻦ ﺃﺳﺒﺎﺏ اﻹﺟﺎﺑﺔ
"Mengangkat kedua tangan dalam doa hukum asalnya adalah dianjurkan. Sebab ini adalah etika berdoa dan sebab doa terkabul" (Fatawa Nur Ala Darb, Bab Salat Hal.2)
Beliau melandaskan pada dalil:
ﺛﻢ ﺫﻛﺮ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ اﻟﺮﺟﻞ ﻳﻄﻴﻞ اﻟﺴﻔﺮ ﺃﺷﻌﺚ ﺃﻏﺒﺮ ﻳﻤﺪ ﻳﺪﻳﻪ ﺇﻟﻰ اﻟﺴﻤﺎء ﻳﺎ ﺭﺏ ﻳﺎ ﺭﺏ ﻭﻣﻄﻌﻤﻪ ﺣﺮاﻡ ﻭﻣﻠﺒﺴﻪ ﺣﺮاﻡ ﻭﻏﺬﻱ ﺑﺎﻟﺤﺮاﻡ ﻓﺄﻧﻰ ﻳﺴﺘﺠﺎﺏ ﻟﺬﻟﻚ
Nabi menyebut seorang yang lama berjalan, rambut dan wajahnya kusut, MENGANGKAT Kedua TANGANNYA ke langit, ‘Ya Tuhanku’, padahal makannya, minumnya, pakaiannya haram. Darimana dikabulkan? (HR Muslim)
Bagaimana Doa Setelah Salat?
Syekh Utsaimin meskipun menganjurkan agar tidak mengangkat tangan namun beliau berfatwa:
ﻓﻨﺤﻦ ﻻ ﻧﻨﻬﻰ ﻋﻦ ﺭﻓﻊ اﻟﻴﺪﻳﻦ ﺑﻌﺪ اﻟﺼﻼﺓ
"Kami tidak melarang mengangkat kedua tangan setelah Salat"
Syekh Al-Mubarokfuri setelah menyampaikan hadis-hadis mengangkat tangan dalam berdoa, kemudian berkesimpulan:
قُلْت : الْقَوْلُ الرَّاجِحُ عِنْدِي أَنَّ رَفْعَ الْيَدَيْنِ فِي الدُّعَاءِ بَعْدَ الصَّلَاةِ جَائِزٌ لَوْ فَعَلَهُ أَحَدٌ لَا بَأْسَ عَلَيْهِ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى وَاَللَّهُ تَعَالَى أَعْلَمُ
"Pendapat yang kuat menurut saya bahwa mengangkat kedua tangan setelah salat adalah Boleh. Jika seseorang melakukannya maka tidak apa-apa"
Bagaimana metode istidlalnya? Silahkan terjemahkan sendiri... (Saya mau packing² persiapan pulang)
فَائِدَةٌ : اِعْلَمْ أَنَّ عُلَمَاءَ أَهْلِ الْحَدِيثِ قَدْ اِخْتَلَفُوا فِي هَذَا الزَّمَانِ فِي أَنَّ الْإِمَامَ إِذَا اِنْصَرَفَ مِنْ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ هَلْ يَجُوزُ لَهُ أَنْ يَدْعُوَ رَافِعًا يَدَيْهِ وَيُؤَمِّنَ مَنْ خَلْفَهُ مِنْ الْمَأْمُومِينَ رَافِعِي أَيْدِيهمْ فَقَالَ بَعْضُهُمْ بِالْجَوَازِ ، وَقَالَ بَعْضُهُمْ بِعَدَمِ جَوَازِهِ ظَنًّا مِنْهُمْ أَنَّهُ بِدْعَةٌ ، قَالُوا إِنَّ ذَلِكَ لَمْ يَثْبُتْ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَنَدٍ صَحِيحٍ بَلْ هُوَ أَمْرٌ مُحْدَثٌ وَكُلُّ مُحْدَثٍ بِدْعَةٌ وَأَمَّا الْقَائِلُونَ بِالْجَوَازِ فَاسْتَدَلُّوا بِخَمْسَةِ أَحَادِيثَ . وَاسْتَدَلُّوا : أَيْضًا بِعُمُومِ أَحَادِيثِ رَفْعِ الْيَدَيْنِ فِي الدُّعَاءِ قَالُوا : إِنَّ الدُّعَاءَ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ مُسْتَحَبٌّ مُرَغَّبٌ فِيهِ ، وَإِنَّهُ قَدْ ثَبَتَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدُّعَاءُ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ وَأَنَّ رَفْعَ الْيَدَيْنِ مِنْ آدَابِ الدُّعَاءِ ، وَأَنَّهُ قَدْ ثَبَتَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَفْعُ الْيَدَيْنِ فِي كَثِيرٍ مِنْ الدُّعَاءِ . وَإِنَّهُ لَمْ يَثْبُتْ الْمَنْعُ عَنْ رَفْعِ الْيَدَيْنِ فِي الدُّعَاءِ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ ، بَلْ جَاءَ فِي ثُبُوتِهِ الْأَحَادِيثُ الضِّعَافُ ، قَالُوا فَبَعْدَ ثُبُوتِ هَذِهِ الْأُمُورِ الْأَرْبَعَةِ وَعَدَمِ ثُبُوتِ الْمَنْعِ لَا يَكُونُ رَفْعُ الْيَدَيْنِ فِي الدُّعَاءِ بَعْدَ الصَّلَاةِ الْمَكْتُوبَةِ بِدْعَةً سَيِّئَةً بَلْ هُوَ جَائِزٌ لَا بَأْسَ عَلَى مَنْ يَفْعَلُهُ . (تحفة الأحوذي - ج ١ / ص ٣٣١)
Demikian penjelsan ust Ma'ruf Khozin, dalil tentang kesunahan mengangkat tangan saat berdoa. Semoga bermanfaat.