Doa Kiai Maimun di Bulan Agung
Sebuah doa khusus disampaikan KH Maimun Zubair Sarang Rembang, pada saat Dzikir Kebangsaan di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (1/8/2017). Acara digelar Majelis Dzikir Hubbul Wathan ini dihadiri ulama dan kiai dari pelbagai daerah di Indonesia.
Kiai Maimun Zubair, di antaranya, memanjatkan:
“Ya ilâhana, Agustus syahrul mu‘azzham ‘indanâ wa syahrul mu‘azzham ‘indaka”.
Agustus adalah bulan agung bagi kami dan bulan agung bagi-Mu). Pada bulan Agustus Kaukirim utusan-Mu. Pada bulan Agustus ini Kauberikan pada kami nikmat hurriyah (kemerdekaan) wal istiqlal (berdikari). Kami sudah merdeka 72 tahun lalu.
Mbah Moen juga meminta kepada Allah SWT untuk memberikan kekuatan kepada para pemimpin Republik Indonesia. Mulai dari presiden, wakil presiden, dan menteri-menterinya, para pejabat negara dan lainnya. Sebelum digelar Dzikir Kebangsaan ini, pada halaqah yang diinisiasi Rais ‘Am PBNU KH Ma’ruf Amin dihadiri Presiden RI Joko Widodo, Wakil Rais ‘Am PBNU KH Miftachul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan sekitar 700 ulama. Doa pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang Jawa Tengah itu, cukup menyentuh hati:
Ya Allah, ya Rabbi, jadikanlah pertemuan kami ini adalah pertemuan yang penuh Kau rahmati sehingga benar-benar apa yang kita kumpul pada malam ini, malam ini, berkumpul untuk hubbul wathan minal iman, cinta kepada tanah air. Cinta kepada bangsa. Cinta kepada yang Kau berikan kepada kami nikmat yang besar ini, adalah negara Republik Indonesia, Negara Kesatuan yang berdasarkan Pancasila.
Ya Allah, ya Rabbi, kita mengetahui segala apa pun adalah menurut kehendak-Mu. Segala apa pun itu kudrat iradat-Mu. Kau menjadikan bangsa kami alhamdulillah menjadi bangsa yang benar-benar menjadi tuntunan setelah sudah runtuhnya khalifah-khalifah.
Khalifah yang Kau berikan adalah empat. Sedangkan yang empat itu adalah satu hal, semuanya kita ketahui harus merujuk kepada yang empat. Kita mempunyai pilar yang empat, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan yang akhir Undang-Undang 1945.
Ya Allah, pilar empat ini, jadikanlah sebagai pilar Kau perintahkan kepada kami bahwa ketenteraman, kebahagiaan, kestabilan, segala apa kenikmatan, kembali kepada adalatul umara, kepada ilmul ulama, dan kepada syakhawatul aghniya, dan terakhir dua’ul fuqara. Fuqara yang Kau maksud adalah hamba-hamba-Mu, wali-wali-Mu, yang Kau tidak tolak doanya.
Oleh karena itu, kita beristighfar kepada-Mu dan kemudian minta istighatsah kepada-Mu, kemudian wasilah kepada-Mu, nabi-nabi-Mu, wali-wali-Mu; kuatkanlah persatuan bangsa kami, persatuan bangsa kami ini sehingga mempunyai pilar empat sebagaimana yang Engkau firmankan bahwa awal kali Kau bina di bumi ini adalah mempunyai pilar empat yaitu ka’bah. (adi)