Doa Kiai Hasyim Asy'ari saat Pagebluk, Plus Shalawat Tibbil Qulub
Doa Li Khomsatun. Doa ini pada mulanya berasal dari Imam Abu Hasan Asy-Syadzili, pendiri Tarekat Syadziliyah. Di Indonesia, doa tersebut sering diamalkan pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asy’ari dan diikuti ulama dan kiai pesantren di Nusantara.
Doa Li Khomsatun biasa menggema di langgar-langgar dan masjid di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa. Biasanya dilantunkan menjelang Salat Berjamaah.
Dalam sejarahnya, Doa Li Khomsatun merupakan amalan yang dianjurkan Kiai Hasyim Asy'ari, pendiri Pesantren Tebuireng Jombang. Ketika itu, di Nusantara sedang terjadi pagebluk atau Wadah Penyakit Flu yang melanda Indonesia pada sekitar 1919-1921.
Doa Li Khomsatun Beserta Artinya
Li khomsatun athfi biha
Aku berharap diselamatkan dari panas derita wabah yang bikin sengsara
Harral-wabail-hatimah
Dengan wasilah derajat luhur lima pribadi mulia yang aku punya
Al-Mushtafa wal-murtadha
Baginda Nabi Muhammad al-Mushtafa SAW, Sayyidina Ali al-Murtadha
Wa abnahuma wa fathimah
Dan kedua putra (Hasan dan Husain) serta Sayyidatina Fathimah az-Zahra binti Rasulillah SAW
Cara Mengamalkan Doa Li Khomastun
Dikutip dari tebuireng.online, cara mengamalkan syair doa Li Khomastun sebagai berikut.
Pada saat pertama kali mengamalkannya, doa ini dibaca 41 kali.
Berikutnya, setiap selesai melaksanakan salat Magrib dan salat Subuh, doa Li Khomastun dibaca sebanyak 5 kali.
Bagi umat islam, doa menjadi sebuah hal yang sama pentingnya dengan usaha lain. Di tengah pandemi Covid-19, melakukan berbagai upaya pencegahan agar tidak tertular haruslah disertai dengan doa kepada Allah. Bagaimanapun juga, dalam ajaran agama Islam, segala sesuatu terjadi atas ketetapan Allah SWT.
Asal Doa yang Diijazahkan Pendiri NU
Di kalangan umat muslim, terutama pada Nahdiyin, syair doa Li Khomsatun sudah sangat familiar. Doa ini sudah diijazahkan oleh pendiri NU, Hadratussyekh K.H. M. Hasyim Asy'ari, sebagaimana dikutip dari nu.or.id.
Menurut Rais Syuriyah PBNU K.H. Ahmad Ishomuddin, syair lengkap doa Li Khomsatun termaktub dalam kitab Malâhiq fî Fiqh al-Dakwah al-Nûr setebal 440 halaman karya al-Syaikh Badi'uzzaman Sa'id al-Nursi.
Syair dalam kitab itu sendiri merujuk pada referensi hizb yang disusun oleh al-Quthb Abi al-Hasan al-Syadzili yang dikumpulkan oleh al-Syaikh Dliya' al-Din Ahmad bin Musthafa bin Abdurrahman al-Kamsyakhanawi al-Naqsyabandi al-Mujaddidi al-Khalidi.
Shalawat Syifa' (Tibbil Qulub) pun Dianjurkan
Selain syair doa Li Khomsatun, amalan lain yang dianjurkan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di tengah pandemi Covid-19 adalah membaca Shalawat Thibbil Qulub.
Shalawat Thibbil Qulub atau ath-Thibbiyyah digubah oleh Syaikh Ahmad ibn Ahmad Ibn Ahmad al-Adawiy al-Malkiy al-Khalawaty al-Dardir, seorang ulama asal Mesir. Demikian dikutip nu.or.id.
Keterangan mengenai Shalawat Thibbil Qulub ini ada dalam kitab Saadah al-Darain fi Shalat 'ala Sayyid al-Kaunain. Dalam kitab tersebut, Syaikh Yusuf ibn Ismail yang merupakan penulisnya menisbatkan shalawat Thibbil Qulub pada Syaikh al-Dardir. Shalawat Thibbil Qulub sendiri berarti Obat Hati.