Doa dan Pengabulan, Ternyata Harapan yang Indah
Saat-saat menakutkan atau saat-saat ada sesuatu yang gawat, seseorang lalu mengingat akan kebesaran Sang Pencipta (Al-Khalq). Ketika itu, secara langsung ia berdoa dan berharap Allah SWT mengabulkan permintaannya itu.
Tapi, apakah Allah Ta’ala langsung merespon dengan mengabulkan doa sang hamba? Justru dengan berdoa akan menegaskan posisi sang hamba.
Untuk itu, berikut penjelasan Ust. Muhammad Syamsudin, Tim Peneliti Aswaja NU Center PWNU Jawa TImur.
Dalam Kitab tasawuf yang masyhur, Al-Hikam ada aforisme begini:
لا يكن تأخر أمد العطاء مع الإلحاح في الدعاء موجبا ليأسك فهو ضمن لك الإجابة فيما يختاره لك لا فما تختار لنفسك وفي الوقت الذي يريد، لا في الوقت الذي تريد (أحمد بن عطاء الله السكندري)
"Tiada patut sebuah penundaan terkabulnya doa, bersama kesungguhan dalam memohonnya, engkau jadikan alasan keterputusasaanmu. Allah sudah menjamin dikabulkannya doa sesuai pilihan-Nya untukmu, dan bukan sesuai pilihanmu untuk dirimu, sesuai waktu yang Ia kehendaki, dan bukan sesuai waktu yang kamu kehendaki" (Ahmad ibn Athaillah Al-Sakandary).
Allah SWT Maha Rahman dan Maha Rahim. Allah Maha mengetahui dengan apa yang terbaik buat kamu. Namun, sekali-kali kamu tiada pernah tahu apa yang terbaik bagi dirimu.
Baik menurut kamu, belum tentu baik menurut Kehendak Allah. Ketidaksamaan dalam menilai baik dan buruk untukmu ini, adalah semata karena kehendak-Nya bersifat Mutlak. Tiada yang bisa mengintervensi-Nya.
Dia adalah Rabb. Kamu adalah hamba. Dia Maha Yang Berkehendak, sedangkan kamu adalah yang hanya sebatas mengutarakan kehendak (murid). Dia Maha Penguasa Kebutuhan, sementara kamu adalah orang yang butuh.
Jika sudah sadar bahwa dirimu hanyalah hamba, maka sudah selayaknya kamu menduduki maqam (station, Red) kehambaanmu. Maqammu hanya melayani, bukan memerintahkan. Tiada disebut hamba yang baik jika berani memaksa tuannya. Paksaan hamba kepada tuannya, agar dipenuhi segala kebutuhannya, merupakan yang tidak patut dan suu al-adab.
Berdoalah apa saja, namun jangan paksakan doamu agar segera mendapat pengabulan dari-Nya! Doamu itu yang bisa menggiringmu dalam maqam kehambaan. Doamu itu yang sejatinya inti penghambaan.
Allah Maha Tahu dengan doamu dan Dia telah berjanji akan senantiasa mengabulkan apa yang kamu pinta. Tiada sedikitpun Allah akan ingkar dengan janji-Nya. Hanya saja, kapan akan dikabulkan doamu itu, itu adalah hak prerogatif-Nya. Sekali-kali kamu tiada bisa memaksa-Nya.
Demikianlah, wallahu a’lam.
Advertisement